Chapter 61 : Kehancuran Zhang Wu

8.3K 1.1K 125
                                    

Yiu menurunkan cambuknya yang sudah bersiap menebas udara. "Apa maksudmu?!"

"Saat itu aku gagal memasuki Liyui Feng dan kau jelas-jelas tahu pasukan kami mundur dan bersembunyi selama tiga minggu, lalu ... menurutmu kerajaan siapa yang paling cocok untuk menjadi mangsa selanjutnya?"

Kini Wu Xiao yang bereaksi lebih dulu, ia menghadiahkan bogem mentah pada wajahnya hingga membuat darah segar mengalir di sudut bibirnya. Dada Wu Xiao naik turun dengan cepat dibuatnya.

"Apa yang kau lakukan pada kerajaanku?!"

Hai Ran menatap Wu Xiao yang menatapnya tajam dengan santai sebelum beralih ke Yiu. "Putri, aku mengakui kecerdikanmu tapi ... untuk mendeklarasikan diri sendiri menjadi Dewa Siasat? Hmm... rasanya dirimu terlalu berbangga hati dan naif."

♣♦♣

Wu Xiao mengencangkan cengkramannya pada kerah Hai Ran dengan tangan kanan yang terus memukul wajah babak belur Hai Ran.

Yiu mematung beberapa saat di tempatnya sebelum mundur perlahan dengan punggung menabrak jeruji penjara.

Pikirannya seketika kosong, ia tidak tahu harus berbuat apa. Seisi ruangan seakan terasa sangat hampa, kosong, walau sebenarnya sangat riuh oleh suara amukan Wu Xiao.

Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku bodoh! Aku lengah! .... Aku harus berbuat sesuatu.

Yiu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, membuat pikirannya sedikit lebih tenang.

Ia mendongak dan segera memeluk punggung Wu Xiao yang bergetar hebat lalu menariknya mundur sekuat tenaga. "Wu Xiao, tenanglah! Berhenti!"

Wu Xiao terus memukuli dan berteriak pada Hai Ran yang wajahnya sudah hampir tak berbentuk, wajah Wu Xiao merah padam. Yiu dengan sekuat tenaga menyeretnya mundur hingga beberapa langkah dan dalam sekali gerakan melangkah maju untuk menghalangi Wu Xiao mendekat kembali.

Pelukannya sangat erat dan kakinya mengunci pada tanah dengan tubuh condong yang terus mendorong ke depan, seperti pertandingan gulat. Ia bertaruh apakah kekuatan kecilnya dapat mengalahkan kekuatan tak terkendali milik Wu Xiao.

"Wu Xiao, kau bisa membunuhnya! Tenanglah dulu! Pikirkan kerajaan dan keluargamu, mereka menunggumu! Pikiran aku juga! Kau membuat masalah di kerajaanku!"

Wu Xiao yang sebelumnya terus mengumpat mulai menurunkan suaranya, perlahan ia menatap tangannya yang berlumur darah sebelum menunduk pada Yiu yang masih dengan erat memeluknya.

Merasa Wu Xiao sedikit tenang, ia mendongak dan menyentuh kedua pipi hangat Wu Xiao sejenak. Menatap manik hijau zamrud itu lekat-lekat.

"Aku disini. Kedua kakakku juga disini. Kami siap membantumu. Kita lewati ini bersama-sama."

Bibir Wu Xiao sedikit gemetar, maniknya sedikit menyipit untuk beberapa saat. Wajahnya semakin mendekat membuat Yiu merasakan sinyal aneh, tubuhnya semakin membeku melihat jarak antara keduanya perlahan tapi pasti semakin menipis.

Ia merasa deja vu, perasaan aneh ini kian menguat. Di sisi lain Wu Xiao kian mendekat, menyisakan jarak satu inchi antar keduanya.

Yiu menutup matanya, ia tidak tahu harus berbuat apa lagi selain itu. Ia takut salah langkah atau gegabah sehingga ia hanya dapat menunggu apa yang akan terjadi nanti.

Ia terpaku untuk waktu yang panjang menurutnya dan tidak ada yang terjadi. Tiba-tiba, ia merasakan pundak kirinya terasa sangat berat.

Yiu membuka mata dan mendapati Wu Xiao yang telah menenggelamkan wajahnya di pundaknya sedangkan kedua tangan Wu Xiao memeluk erat punggung Yiu posesif seakan ia tidak akan membiarkan orang lain merebut miliknya.

Flower Of War (Slow Update)Where stories live. Discover now