. bab vii : full moon

1.1K 153 3
                                    

"alpha memanggilku?"

Sanggrada menarik tangan omega manis itu kedalam pelukannya, fokusnya masih pada bulan dan segelas wine ditangannya.

"a-alpha.."

Sanggrada melirik sekilas wooyanagra dalam pelukannya.

"berhenti memanggilku seperti itu woo, cukup panggil saja grada"

Omega itu masih terdiam, aroma mint menguar dari tubuh sanggrada membuatnya nyaman.

"dengar woo, jangan pergi kemanapun. Nyawamu dalam bahaya jika suruhan omega itu melihat ini"

Sanggrada menaruh wine nya dimeja dan mengusap tengkuk wooyanagra.

"tanda dilehermu akan membahayakan jika tidak disembunyikan"

Omega itu membelalakkan matanya, ia bahkan lupa soal tanda rose blue di tengkuknya.

"bagaimana caraku untuk menyamarkannya?"

Sanggrada memiringkan kepalanya mengecup leher putih itu pelan.

"dengan gigitan alpha"

grkk

"ahh alpha.."

Wooyanagra mencengkram bahu sanggrada pelan saat lehernya digigit pelan oleh sanggrada.

Badannya melemah lalu pingsan didalam dekapan sanggrada.

"tidurlah mate, mulai besok akan menjadi hari terberatmu setelah kutandai"

Seluruh pasang mata menatap wooyanagra yang baru saja memasuki area bunda gabriel.

"astaga wooya bunda mencari-"

Sang ibunda dari sanggrada itu terdiam sejenak sebelum tersenyum sangat lebar.

"ASTAGA AKHIRNYA ANAKKU MENANDAI MATE NYA MESKIPUN BELUM RESMI MATING"

lihatlah seorang ibunda gabriel ini dia sangat senang saat putra tengahnya memiliki mate.

"itu artinya dia luna kita?"

Minjiro muncul dari balik pintu, mengintip sedikit karna suara berisik sang bunda.

"aku?"

Glarenth menghampiri wooyanagra lalu memeluknya.

"semangat untuk pelatihannya kakak ipar~"

Sanggrada terdiam menatap balkon kamarnya terlihat sedikit berbeda karna kehadiran wooyanagra didalam kamarnya.

Ini adalah perintah sang bunda, bagaimana sanggrada bisa menolaknya. Toh dia sudah menandai wooyanagra.

"alpha boleh aku bertanya sesuatu?"

Sanggrada hanya berdehem pelan mengatasi detak jantungnya yang tidak karuan.

"apa kamu menandaiku karna kamu memiliki rasa padaku?"

Sanggrada berbalik badan menatap wooyanagra yang terduduk di tepi ranjangnya.

"aku melakukan itu untuk melindungi mu, aku tidak ada perasaan lebih"

Wooyanagra menunduk, jujur saja dia kecewa. Bukan dia ingin tahta atau apa tapi dia benar benar tulus pada alpha di depannya.

"hiks.."

Sanggrada tersentak mendengar tangisan wooyanagra, sial sepertinya dia salah bicara.

"astaga mate kenapa menangis hm? Aku menyakitimu ya?"

Sanggrada mengusap pipi wooyanagra, wajahnya sudah terlihat khawatir sekarang dan wooyanagra bisa melihat itu.

"alpha berbohong hiks... Sakit seka-"

cup

Sanggrada menyatukan bibirnya dengan bibir wooyanagra, membungkam omega manis itu agar tidak semakin berisik.

"dengarkan aku mate, jika aku tidak memiliki perasaan lebih kenapa aku harus menandai mu dasar bodoh"

Wooyanagra mengerjapkan matanya, lihatlah omega yang harusnya menjadi omega terkuat ini justru seperti bayi serigala yang baru saja menerima hal baru.

Sanggrada terkekeh lalu mengecup bibir itu sekali lagi. Namun ada yang aneh hari ini. Aroma vanilla rose milik wooyanagra sangat menyengat menusuk hidungnya.

Sial sepertinya omega manisnya akan segera heat. Benar saja tiba tiba wooyanagra memanas dan tatapan menyayu mengundang sanggrada.

"a-alpha.."

Pantas saja sang bunda meminta wooyanagra ke kamarnya. Jadi karna masa heatnya sudah tiba.

Sanggrada mendudukkan dirinya diranjang lalu mengusap pipi wooyanagra pelan.

"malam ini akan menjadi malam panjang sayang, kuharap kau tidak lelah hari ini"

. sempiternal - sanwoo//woosan ; endWhere stories live. Discover now