. bab xxv : last

759 57 0
                                    


Sanggrada berjalan keluar kastil dengan menggendong liana dan junius. Sedangkan wooyanagra masih disana. Didalam ruangan dimana si kembar berada.

"Ung..."

Wooyanagra tersentak lalu berdiri melihat kedua anak kandungnya masih bergerak lemah.

"Kakak kalian sudah pergi...papa tidak akan membiarkan kalian pergi juga..."

Wooyanagra menggendong si kembar dan berlari ke pinggir hutan. Rumah sky adalah tujuannya.

"Sky...aku titip anakku."

"Kak woo apa yang terjadi?"

Leonna baru saja hendak berjalan keluar sebelum wooyanagra mendorongnya menjauh dan menutup pintu.

"Jaga anak-anakku...leonna..."

Wooyanagra memejamkan matanya lalu kembali berlari kearah kastil.

Saat wooyanagra kembali kastil sudah hancur sebagian. Para mayat pelayan sudah bergeletakan.

Wooyanagra berjalan pelan, matanya menelisik setiap wajah yang sudah tak bernyawa itu. Ada satu mayat yang membuatnya terkejut. Berlari dan memeluk mayat itu.

"Minjiro? Apa yang terjadi..."

Wooyanagra kembali melihat sekeliling lalu menemukan satu mayat terduduk dibawah pohon.

"Yusangga..."

Air matanya mulai turun dengan deras, dia berlari mencari keberadaan anggota keluarga yang lain.

"Bunda...BUNDA!!"

Tubuh ringkih omega itu terjatuh didepan mayat mertuanya. Bahkan gabriel tumbang dalam perang besar ini.

"Alpha...dimana alpha?"

Omega itu mulai mencari keberadaan suaminya. Kakinya terus berlari, tujuannya adalah ruang takhta.

Kriet...

"Sudah datang luna?"

Wooyanagra mengangkat kepalanya dan memandang seseorang di depannya. Wajahnya...seperti ayah mertua.

"Cukup sulit untuk meruntuhkan alphamu itu ya hahaha."

Wooyanagra menengok kearah samping dimana sanggrada sudah lemah dan mungkin hampir menjemput ajalnya.

"Alpha..."

Tawa menggelegar didalam ruangan itu, hampa dan nampak kosong. Wooyanagra meneteskan air matanya lagi untuk kesekian kalinya.

Brak!

"JOHAN!"

Seringaian nampak terlihat diwajah orang itu. Iya, dialah johan. Kembaran dari sang ayah mertua gavriel. Nampaknya alpha itu memiliki dendam tersendiri.

"Kenapa kau lebih unggul dari ku! Kau membuatku kehilangan takhta..."

"Hahaha tapi tak apa, kita bisa menyaksikan kematian putra tengah kesayanganmu."

Wooyanagra membelalakkan matanya. Air mata itu mengalir semakin deras dari pelupuk omega manis itu.

"Nah, jadi mari kita mulai..."

Jleb

"Uhuk!"

Wooyanagra memejamkan matanya tak sanggup jika harus melihat suaminya.

"yaa, jangan takut oke? Tetap pejamkan matamu sampai ini selesai"

Wooyanagra membuka matanya lalu menatap sanggrada. Alpha itu tersenyum tipis kearah wooyanagra.

"Tunggu sebentar oke?"

Wooyanagra menggeleng ribut menatap suaminya.

"Jika kamu pergi bagaimana denganku? Bagaimana dengan kita.."

Belati kembali menusuk tubuh sanggrada.

"Jangan menangis sayang...pejamkan matamu."

Omega itu menangis tidak sanggup mendengar suara menyedihkan yang terdengar dari suaminya.

Suasana hening dan wooyanagra masih memejamkan matanya.

"Peluklah suamimu sebelum aku menghabisimu juga."

Wooyanagra membuka matanya lalu berlari kearah sanggrada. Mengabaikan bercak darah yang akan membekas di pakaian nya dia mendekap erat tubuh sanggrada.

"Sayang..."

Wooyanagra menggeleng ribut dan menangis semakin kencang.

"Jangan...jangan katakan apapun hiks..."

Wooyanagra mendongak menghadap kearah johan yang berdiri didepannya dengan tatapan nyalang.

"aku tak peduli jika aku mati karna ini, tapi aku tidak akan berdiam diri."

Manik berwarna ungu terang itu berkilat marah. Seperti kobaran api yang menyala. Tatapan dan rapalan doa wooyanagra menguras seluruh energinya.

"Jangan..."

Seluruh rogue mulai berjatuhan tanpa sentuhan apapun. Hancur berkeping-keping dan meninggalkan bekas bercak darah yang menjijikan.

Badan omega itu tumbang dan jatuh disamping sanggrada.

"Jika aku tidak bisa bersamamu untuk sekarang....ayo kita lahir kembali alpha.."

END

. sempiternal - sanwoo//woosan ; endWhere stories live. Discover now