. bab xviii : kembali

382 47 0
                                    

Ketiga bersaudara itu duduk dihadapan gabriel. Tatapan omega itu cukup menusuk dan mungkin saja bisa memlubangi kepala ketiga pemuda disana.

"Kenapa kalian kesini?"

Yang paling muda hanya terdiam dan menatap sang bunda dengan tatapan memelas berharap dia tidak ikut terseret jika kedua kakanya dihukum.

"Jangan mencari pembelaan minjiro."

Sanggrada tertawa melihat wajah minjiro saat direspon oleh sang bunda. Tapi dia kembali terdiam setelah bundanya berdeham. Ini menyeramkan.

"Kalian tau kan kota itu berbahaya? Lihat minjiro, bunda yakin dia pasti sudah menatap lapar beberapa manusia."

Yusangga menggaruk tengkuknya berusaha tidak menatap kearah sang bunda yang sedang melayangkan tatapan membunuh.

"Bun, kembalilah ke kastil. Kastil sangat sepi tanpamu."

Suara minjiro terdengar bergetar. Sanggrada yang berada disebelahnya hanya menepuk bahu adiknya pelan.

"Apa yang terjadi?"

"Semalam aku lepas kendali bun, hampir membunuh tua bangka itu jika saja kakek tidak datang."

Plak!

Tamparan yang sama saat ia membela sang bunda, dan lagi lagi sanggrada menerima tamparan itu lagi.

"Bunda tidak memintamu menjadi pembunuh...dia ayahmu sanggrada!"

"Lalu apa?! Dengan seenaknya menyakiti bunda?!"

"Diam...bunda akan kembali ke kastil. Tapi bunda tidak ingin ada keributan lagi. Apalagi kamu, sanggrada..."

Gabriel meninggalkan tempatnya dan beranjak kedapur. Meninggalkan ketiga putranya yang terdiam didalam kamar.

. sempiternal - sanwoo//woosan ; endWhere stories live. Discover now