. bab x : last war (calvin)

834 107 0
                                    

"Hari ini ayah pulang"

Ruangan mendadak hening. Ini tahun ke-5 kepergian ayah mereka dari kastil ke dunia luar. Tapi, tumben sekali dia pulang secepat ini. Biasanya bisa sampai 10 tahun sekali.

"tumben dia pulang lebih awal?"

Yusangga kembali menyesap kopinya. Disebelahnya ada sanggrada dan minjiro yang sedang sibuk membaca laporan.

"Salah jika aku rindu para putraku?"

Ketiganya menengok kearah pintu. Disana berdiri sosok sang ayah yang mungkin baru sesekali mereka lihat selama mereka hidup.

"Maaf jika aku sangat jarang kembali ke kastil dan membuat ketiga putraku bahkan seperti tidak mengenal ku"

Ketiga pemuda yang ada disana hanya memutar matanya malas, mereka sudah kebal dengan ini.

"ayah pasti punya info kan? Karna itu ayah pulang kemari meskipun ini belum waktunya ayah pulang"

Sang ayah tersenyum tipis. Ketiga putranya itu lebih pintar dari yang ia kira.
   
Hari ini diadakan sebuah pesta besar di kastil blue moon. Dalam rangka kepulangan sang ayah dan juga ini pestanya setelah menikah.

Sanggrada memegang segelas wine dengan mata sibuk menelisik setiap sudut ruangan. Dia memperketat keamanan karna keramaian seperti ini berbahaya jika penyusup masuk.

"Alpha, apa kamu melihat junius?"

Sanggrada menoleh mendapati istrinya masih celingukan mencari sang putra yang tiba-tiba hilang di kerumunan.

"Mungkin dia tidak jauh darisini. Aku akan mencarinya."

Sanggrada meletakan gelasnya lalu berjalan kearah lorong untuk mencari putranya.

"Junius?"

Matanya tidak salah melihat kan? Anak itu dengan bayangan hitam. Bahu kaki sanggrada ditepuk pelan.

"daddy, ada apa?"

Sanggrada menunduk mendapati putranya sedang menatapnya polos. Sanggrada melirik kearah ujung lorong. Bocah itu masih ada disana...lalu jika yang ada didepannya adalah sang putra. Siapa yang ada di ujung lorong?

Sanggrada kembali ke aula dengan junius di gendongannya. Anak itu sudah tertidur pulas. Sanggrada masih berpikir siapa bayangan mirip junius di ujung lorong.

"Dia tertidur?"

Sanggrada mengangguk menanggapi matenya lalu berjalan ke arah yusangga dan minjiro setelah menyerahkan junius pada sang istri.

"aku menemukan sesuatu yang aneh. ada bayangan yang menyerupai putraku. Hati-hati, sekarang putraku sedang tidur jika kalian melihatnya berkeliaran itu artinya dia bukan junius."

Yusangga dan minjiro mengangguk lalu berpencar ke berbagai arah untuk mewanti wanti semua tamu yang datang.

"Oiya soal matemu"

Yusangga berbalik lalu menatap sanggrada.

"Terserah jika ingin bertemu dengannya. asal jangan di dalam kastil."

Suasana mencekam setelah semalam terjadi penyerangan pada area bagian barat kastil. Tanpa terdetiksi kastil sudah dikepung oleh banyak werewolf.

Seluruh petinggi dari pack nya berkumpul di dalam ruang rapat. Bahkan junius ada disana untuk diamankan.

"Kita akan maju dengan formasi seperti biasanya, aku dan gabriel akan berada di depan pasukan."

Rapat selesai dan seluruh petinggi bersiap. Junius dan beberapa anak anak diamankan sedangkan yang lain ikut keluar meskipun hanya untuk mengulur sedikit waktu.

Diposisi terdepan ada Sang pemimpin tertinggi pack. Ayah dari sanggrada yaitu gavriel dan sang bunda gabriel.

Gavriel merubah dirinya menjadi seekor serigala besar dengan bulu abu abu tua lalu melolong panjang tanda peperangan akan dimulai.

Sanggrada berlari ketengah kerumunan bersama yusangga. Kedua keturunan wolf demon itu mulai menyerang dengan membabi buta kearah lawan.

"Mereka terlalu banyak."

Sanggrada berdiri saling memunggungi yusangga. Keduanya terkepung oleh puluhan werewolf milik musuh.

"Haruskah kita mengeluarkan banyak energi?"

"Kurasa iya"

Iris kecoklatan yusangga berubah warna menjadi warna merah darah sedangkan sanggrada menjadi kuning keemasan.

Keduanya kembali melawan dengan sedikit bantuan dari minjiro yang mengendalikan pergerakan lawan dengan kekuatannya.

Bugh

Satu hantaman keras mengenai tubuh sanggrada membuat alpha itu jatuh tersungkur. Sanggrada mendongak menatap seseorang di depannya.

"Seo calvin"

Sanggrada bangkit lalu mengusap ujung bibirnya. Matanya menatap nyalang ke arah calvin. Yusangga yang melihat kedatangan calvin hanya berdecih.

"sebaiknya kembalikan sumber kekuatanku"

Sanggrada tertawa pelan lalu menatap datar calvin.

"Tidak akan pernah."

Pertarungan kembali terjadi antara calvin dan sanggrada. Hujan deras mengguyur hutan membuat darah darah segar mengalir dari setiap mayat disana.

Badan sanggrada sudah dipenuhi luka dan calvin sudah tergeletak tidak berdaya didepannya. Sanggrada menatap calvin dengan tatapan sendu.

"Maafkan aku kawan..tapi inilah akibat jika kau lebih memilih mengikuti para sampah itu daripada alphamu."

Sanggrada berbalik meninggalkan mayat calvin tergeletak tidak layak ditempatnya.

. sempiternal - sanwoo//woosan ; endWhere stories live. Discover now