Zia menonton banyak sekali drama ancam mengancam, dan dia pikir hal itu tidak akan terjadi di dunia nyata. Tapi sekarang dia mengalaminya, mambuat Zia frustasi sendiri.




🌥🌥🌥🌥🌥🌥



Nathan : jalan yu

Zia : kamu dimana

Nathan : di kamar

Zia : -_-

Nathan : hehe

Zia : capek huhu

Zia : btw papah dah pulang

Nathan : tadi udahh

Zia segera membuka pintu, Nathan yang mendengar suaranya jadi menaikan alis tapi kembali merebahkan badannya. Sementara itu Zia berlari kecil menghampiri sang papah, masuk ke dalam kamarnya setelah mengetuk pintu.

"Hei, are you okay?"

Arion mengangkat kepala, kemudian mengusap wajahnya sambil tersenyum. "Iya, kenapa?"

"Om Andra tadi udah cerita," Zia mendatangi meja belajar papah. "Beneran dicancel?"

Arion mengangguk pasrah. "Papah udah mohon sama pihak sana tetep ditolak."

"Tanpa alesan??"

"Mereka pikir terlalu rawan neken kontrak sama papah yang lagi kelilit banyak utang."

"Papah kenapa nggak pernah cerita sih?" tanya Zia sedih. "Aku ada tabungan—"

"Apasih Zi, jangan gitu lah. Ini urusan papah—"

"Zia bisa gapyear kok, uangnya papah pake aja nggak papa."

Arion menggeleng sambil tersenyum. "Makasih ya udah nawarin, tapi masalahnya nggak sesepele yang kamu bayangin, Zi."

"Pah..." Zia mencebikan bibirnya.

"Dah sana masuk kamar," ucap Arion. Dia tau sekali papahnya bersikap sok tegar padahal Om Andra cerita papah sampai menangis.

"Kalo ada sesuatu cerita ya." ucap Zia. "Okay??"

"Okay."

Zia tersenyum tipis, melambaikan tangan dan pamit untuk keluar dari kamar. Namun berbalik saat Arion mengangkat sebuah telfon membuatnya kembali karena penasaran.

"Gimana, Ndra??"

"Investor kedua juga cancel kontrak Yon, abis kita. Pihak bank juga call nagih uang lo nggak dapet kabar apa?"

Mereka berdua sama-sama terkaget. Zia mendelik saat melihat papahnya mengumpat marah membuat dia menggigit bawah bibirnya takut.


Kenapa jadi gini??


"Pah mau kemana??" Zia menahan lengan papah.

"Zi bentar Zi tolong lagi urgent," kata Arion sambil berlari keluar dari rumah.

Bersamana dengan itu Nathan turun dari atas, menghampiri Zia sambil mengunyah buah di tangannya. Ia kemudian memeluk gadisnya dari belakang. "Kenapa?"

Zia jadi refleks menjauh membuat Nathan menautkan alis. "Nath,"

"Kenapa?" tanyanya. Lalu tersenyum sambil meraih kedua tangan Zia tapi cewek itu menepisnya lagi.

"Aku lagi nggak mood please." Zia memalingkan wajahnya.

"Ada masalah?" tanya Nathan meriah bahunya. "Kamu dari kemarin ngehindar terus, kenapa?"

Zia menunduk sambil menggeleng. "Enggak,"

Little Promise ( AS 3 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang