12. Makan Malam

16.7K 932 24
                                    

"Gak boleh, nikahin gue dulu," jawab Viola sambil melipat tangannya di dada.

"Besok saya nikahin kamu,"ujar Arkan sambil mengusap wajahnya kasar.

"Ayo ciuman lagi," ajak Viola.

Lalu, bibir mereka bertemu lagi saling beradu lidah diiringi dengan usapan lembut di punggung Viola. Dengan sekali angkat, Viola sudah berada di pangkuan Arkan, dengan bibir yang masih menyatu.

"Hmmmm," desah Viola saat merasakan sesuatu yang mengganjal di bawah.

"Hah,"

Nafas mereka terengah-engah, Viola yang tak nyaman dengan sesuatu yang mengganjal itu menggerakkannya. Arkan memejamkan matanya, menikmati gerakan yang dibuat oleh Viola.

"Ah," desah Arkan membuat Viola menatap pria itu.

"Kenapa?" Tanya Viola bingung, gerakannya juga berhenti.

Bukannya menjawab, Arkan memeluk Viola erat pria itu menghirup wangi Viola yang membuatnya candu. Mereka pun berpelukan, sampai suara ketukan di kaca membuat kedua insan itu melepaskan pelukannya.

"Tuan, Raka menangis," ujar sang babysister membuat Arkan berdecak sebal.

"Nanti lagi," ucap Viola saat Arkan menatap dirinya dengan tatapan memelas.

"Buka gorden sama pintunya," suruh Viola.

Dengan malas, Arkan membuka gorden dan pintu mobilnya. Suara tangis Raka begitu nyaring membuat beberapa orang menatap kearah bayi itu, yang semakin membuat Raka tidak nyaman.

Viola turun dari pangkuan Arkan, lalu mengambil alih Raka dari gendongan babysister-nya. Mengabaikan tatapan menggoda dari babysister itu, saat membuka pintu mobil tadi Viola masih berada dipangkuan Arkan dengan rambut Arkan yang berantakan dan bibir keduanya yang membengkak.

"Loh kalian gak naik gajah?" Suara Tari membuat Arkan dan Viola menatap kearah wanita itu.

"Enggak," jawab Arkan sambil mengelus pipi anaknya yang berada di pelukan Viola.

"Kenapa?" Tanya Reno sambil menatap curiga Arkan dan Viola.

"Mojok lah, males naik gajah juga," jawab Arkan santai membuat Viola membelalakkan matanya dengan muka yang memerah.

"Arkan! Bisa-bisanya kamu ya!" Ujar Tari sambil menjewer telinga Arkan membuat pria itu meringis sakit.

"Sakit Mah," ujar Arkan setelah Tari melepaskan jewerannya sambil mengusap telinganya yang memerah.

"Sayang, kalau Arkan cium kamu lagi bilang ke Mama ya, nanti Mama sunat lagi."

Dengan wajah yang memerah malu, Viola mengangguk pelan sambil menatap kearah lain. Arkan berdecak sebal, jika Tari menyunat dirinya, miliknya akan menjadi pendek.

"Saya pulang dulu ya Om, Tan," pamit Viola turun dari mobil lalu menyerahkan Raka kepada Arkan.

"Mau kemana?" Tanya Arkan sambil menahan Viola yang sudah akan pergi.

"Mau ke Mama sama Papa lah," jawab Viola sedikit sewot.

"Nanti malem bisa ketemu lagi, hati-hati ya Viola," ujar Reno membuat Arkan dan Viola menatap bingung pria itu.

"Bye Raka," pamit Viola pada Raka.

"Sudah, Karin tadi mengundang kita untuk makan malam dirumahnya, jadi kamu bisa ketemu Viola lagi."

Malam pun tiba, di meja makan sudah terdapat beberapa makanan lezat yang tadi sengaja disiapkan oleh Karin, untuk menyambut Keluarga Arkan. Saat ini, Viola sendiri duduk di depan meja rias, menatap pantulan wajahnya disana.

"Emang gue udah cantik gini, gak usah make up lah," ujar Viola.

Sekali lagi, Viola menatap pantulan dirinya di cermin, ia mengambil lipstik dan mengoleskannya di bibir, setelah dirasa sempurna gadis itu keluar dari kamarnya.

"Oh udah? Baru aja Mama mau panggil kamu, Arkan sama keluarganya udah sampai," ujar Karin saat bertemu Viola di belokan tangga.

"Vio cantik banget malem ini ya," puji  Tari.

Arkan yang sedang menunduk, memainkan ponselnya mulai mendongak. Menatap Viola kagum, benar-benar cantik, bahkan Arkan tidak mendengar panggilan Reno karena terlalu asik menatap Viola.

"Arkan!" Panggil Reno kali ini sambil menepuk pundak pria itu membuat Arkan berdecak.

"Ayo kita langsung ke meja makan," ajak Karin.

Mereka pun, berjalan ke meja makan, Karin menyuruh Arkan untuk menaruh Raka di kamar Viola. Karena bayi itu yang sudah tertidur, dengan ditemani Viola, Arkan menuju kamar gadis itu.

"Tidurin aja, kalau ada susu taruh di atas meja, nanti gue suruh Bibi buat jaga Raka."

Ocehan Viola tidak terlalu di dengar oleh Arkan, pria itu menatap dalam Viola yang saat ini mengatur posisi guling di samping Raka agar bayi itu tidak terjatuh.

"Kamu cantik," ujar Arkan sambil menarik Viola untuk duduk di sebelahnya.

"Iyalah, gue emang cantik dari dulu," sombong Viola.

"Saya gak rela pria lain liat kamu seperti ini, kamu terlalu cantik malam ini," ujar Arkan tepat di telinga Viola membuat gadis itu kegelian.

"Geli, janggutnya kena telinga," ujar Viola.

"Geli, janggutnya kena telinga," ujar Viola

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Arkan dengan gemas mencium bibir Viola berkali-kali membuat gadis itu kegelian. Satu ciuman akhir bukan hanya kecupan, tapi kali ini Arkan melumat lembut bibir Viola.

"Udah, ayo turun," ajak Arkan setelah melepaskan ciuman mereka.

Kedua keluarga itu pun, mulai menikmati acara makan malam. Setelah acara makan malam selesai, mereka kembali ke ruang tamu. Berbincang hangat, bernostalgia, membicarakan banyak hal.

Malam pun semakin larut, Arkan dan keluarganya pun pamit pulang. Sebelum itu, mengambil Raka yang masih saja tertidur nyaman di kamar Viola. Mereka pun berpamitan, acara pun makan malam selesai.


TBC

ARKANWhere stories live. Discover now