11. Mobil

17K 965 9
                                    

"Maaf om," ujar Arkan pada Geral yang masih menatapnya kesal.

"Iya saya maafin," ujar Geral setelah menghembuskan nafas.

"Bisa kamu pindah tidak? Saya ingin dekat dengan anak saya," lanjut Geral membuat Arkan dengan tak rela beranjak dari duduknya.

"Jadi kamu yang namanya Arkan?" Tanya Geral dengan mata yang memicing tajam, sontak membuat Arkan meneguk ludahnya kasar.

"Papa tau?" Kaget Viola, seharusnya ia tidak kaget karena gadis itu tau Geral selalu memantaunya.

Tetapi, entah mengapa ia sekarang kaget? HEHE

"Apa yang gak papa tau?" Geral menatap remeh Arkan dan Viola, membuat diam-diam Arkan dalam hati mengumpat kesal.

"Om juga tau Viola keluar-masuk club?" Tanya Arkan yang membuat Viola memelototi pria itu.

"Tau," jawab santai Geral.

"Kamu sama siapa kesini?" Tanya Geral setelah beberapa menit mereka terdiam, karena suasana yang canggung.

"Sama anak," jawab Arkan.

"Berdua?"

"Sama orang tua saya juga," jawab Arkan.

Tak lama, Karin datang menghampiri mereka, dengan senyuman manis yang terbit di bibirnya. Geral berdecak kesal melihat istrinya tersenyum, membuat beberapa lelaki yang ada disana menatap sang istri.

"Jangan senyum," ucap Geral sambil menarik pinggang Karin mendekat kearahnya.

"Papa posesif banget," ujar Viola melihat tingkah kedua orangtuanya yang membuat gadis itu iri.

"Biarin," jawab Geral sambil menatap kesal putrinya itu.

"Ayo naik gajahnya," seru Karin semangat.

"Sama Vio ya ma," ujar Viola tak kalah semangat.

"Enggak, Mama sama Papa," ujar Geral membuat senyum Viola luntur seketika.

"Viola biar bersama saya, lagian saya cuman berdua dengan Raka," ucap Arkan tiba-tiba membuat Viola menoleh cepat kearah pria itu.

"Oke," jawab Viola.

"Arkan ayo, Mama udah dapet tiketnya," Tari datang bersama Reno tak lupa Raka yang berada di gendongan Tari.

"Loh, Tari?" Kaget Karin saat melihat teman lamanya di masa putih abu-abu.

"Karin ya? Astaga udah lama banget kita gak ketemu," lalu kedua ibu-ibu itu berpelukan.

"Mama kenal?" Kaget Viola, sambil menatap cengo Karin dan Tari yang berpelukan erat sambil menanyakan kabarnya masing-masing.

Reno yang gemas dengan Viola ingin mencubit pipi gadis itu, tapi sebelum tangannya menyentuh pipi Viola tangannya ditepis kasar oleh Arkan. Pria itu menatap Reno tajam, lalu dengan sekali tarikan Arkan mendekatkan Viola kearahnya.

Dalam hati Reno mencibir, Anak tidak tahu sopan santun, cih! Blacklist dari daftar calon pewaris, sabi nih.

"Iya, kita temenan pas waktu SMA," ujar Karin sambil terus tersenyum.

"Nanti aja nostalgia nya ayo naik gajah," seru Geral sambil menarik tangan sang istri menjauh.

"Yaudah, kalian juga naik kan?" Tanya Reno yang dibalas anggukan oleh Viola dan Arkan.

"Berarti Raka sama kalian ya," ujar Tari sambil menyerahkan bayi itu ke Viola.

"Mammma Mammma," celoteh Raka sambil menatap Viola.

"Udah yuk, Mah," ajak Reno kepada Tari meninggalkan Viola, Arkan, dan Raka yang masih duduk ditempat tunggu.

"Raka kasih aja ke babysister-nya, kamu ikut saya," Arkan menarik Viola untuk berdiri berjalan menuju mobilnya yang tak terparkir jauh dari tempat pembelian tiket.

"Tolong jaga Raka, kalian keluar dari mobil," perintah Arkan.

Sopir dan babysister Raka yang berada di dalam mobil pun keluar, menuruti perintah sang majikan. Setelah menyerahkan Raka, Arkan mengajak Viola untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Kita mau kemana?" Tanya Viola heran saat ia dibawa masuk ke dalam mobil oleh Arkan.

"Sini deketan," Arkan menarik Viola untuk mendekat, sampai tak ada jarak diantara keduanya. Karena mereka duduk di bangku tengah, membuat Arkan leluasa.

"Lo mau ngapa-ngapain gue ya?" seru Viola saat melihat Arkan yang menutup gorden di mobilnya dan menaikkan pembatas antara sopir dan penumpang.

Pria itu lalu menghidupkan lampu mobil, karena keadaan di dalam yang gelap. Setelah itu, Arkan leluasa menatap wajah Viola yang sedang mengerucutkan bibirnya lucu.

Cup

"Kamu ngundang saya buat cium kamu," ujar Arkan wajahnya sangat dekat dengan wajah Viola.

"Apaan sih," sentak Viola berusaha melepaskan rangkulan Arkan dipinggang-nya.

"Sebentar," ujar Arkan lalu memeluk Viola dan menyembunyikan wajahnya di leher gadis itu.

Dengan ragu, Viola membalas pelukan Arkan, tangannya tak tinggal diam. Gadis itu mengusap rambut Arkan lembut, lalu sedikit menjambak saat Arkan menghisap leher Viola.

"Ahhh," satu desahan lolos dari bibir Viola saat Arkan terus menghisap lehernya.

Arkan mengangkat wajahnya, menatap Viola dalam dengan tak sabar ia mulai menyatukan bibir keduanya. Arkan melumat lembut bibir atas dan bawah Viola secara bergantian.

"Hmmmmh"

Arkan menggigit bibir bawah Viola membuat gadis itu membuka mulutnya. Membiarkan lidah Arkan masuk ke dalam mulutnya, mengajak lidahnya untuk berperang lidah.

"Mmmmhp"

Tangan Arkan yang semulanya hanya mengelus punggung Viola seksual sekarang berpindah ke depan. Meremas pelan salah satu payudara Viola yang membuat gadis itu mendesah.

"Jangan," tolak Viola setelah ciuman mereka terlepas.

"Kenapa?" Tanya Arkan yang saat ini menatap Viola dengan tatapan yang errrrrr bergairah? Benar-benar dengan tatapan Arkan yang seperti itu membuat wajah Viola semakin memanas.

"Ciuman aja," cicit Viola.

"Saya cuman remas dari luar aja, saya janji," ujar Arkan.

"Ummmm," bingung Viola.

"Ummmm," bingung Viola

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi? Boleh tidak?"


TBC

ARKANWhere stories live. Discover now