-45-

14 3 0
                                    

Pagi ini cuaca tidak begitu cerah tapi tidak begitu mendung juga. Semilir angin menemani seseorang yang sedang duduk di atas rooftof sekolah. Terlihat begitu prustasi namun kita tidak tau masalah nya apa?.

Pettra menatap gedung pencakar langit yang berada di dekat sekolah nya, hidup nya seperti di dalam ambang kehancuran, lebih tepatnya ia telah menghancurkan hidup orang yang ia cintai, ia telah mematahkan mimpi seseorang, dan mungkin ia juga sudah merusak masa depan nya, tapi ini semua di luar kendali diri nya, semua ini di luar bayang-bayang kehidupannya, semua ini terjadi di alam bawah sadar nya.

“arghh”

“bego, bego, bego!!”

Terlihat sekali bukan pettra sekarang sudah seperti orang yang frustasi?  Ia sampai memaki diri nya sendiri.

“lo ngga bego”

Suara lembut itu seolah menarik pettra kembali terhadap dunia nya sekarang, ia adalah orang yang dulu pettra tolak kehadirannya, akhirnya pettra terima kehadiran nya, ia menjadi salah satu alasan pettra bisa mengerti cara menghargai perempuan, ia dulu menjadi prioritas pettra namun sekarang posisi ia telah tergantikan oleh orang yang benar-benar tepat bagi pettra, dan sekarang kembali pettra tolak namun bukan kehadirannya melainkan perasaannya.

Di samping pettra terduduk gadis manis yang bersurai hitam panjang, kulit putih bening dan manik hazel.
Perempuan itu sangat manis namun karna terlalu manis pettra tak tega untuk membawa ia masuk ke dalam hidup nya yang pahit terlebih saat ini.

“kenapa? Masalah nya berat banget yah?”

Wanita ini bukan bertanya “kenapa? Ada masalah yah?” melainkan “kenapa? Masalah nya berat banget yah?” sifat ini lah yang membuat pettra bersyukur bisa memiliki nya sebagai sahabat tidak lebih.

Gadis manis ini adalah, caramel. Ia melihat pettra seperti sedang banyak masalah, rasanya caramel juga ingin menanggung beban pettra walaupun beban hidup nya juga banyak, namun fungsinya sahabat seperti ini bukan? Bagi caramel disaat ia duduk di samping pettra, ia menganggap dirinya seperti orang lain untuk petta karna apa masih pantas disebut sahabat dengan rasa cinta?

“anggap gue orang lain, mungkin kalo lo anggap gue sahabat kaya nya lo udah benci banget yah sama gue?”

“bagaikan level, rasa benci gue ke lo itu udah level 99 sekali lo berbuat mencapai maksimal rasa benci gue ke lo”

Suara itu tidak membentak dan tidak kasar juga, tapi rasanya sangat sakit bahkan sampe ke lubang pantat rasa sakitnya.

Rasanya caramel ingin bertanya, “kenapa lo segitunya benci gue?” tapi saat ini caramel tak ingin membahas soal itu ia ingin membahas apa yang sedang pettra alami saat ini.

“gue ngga tau masalah lo apa pettr? Gue ngga tau seberat apa masalah lo kalo lo ga cerita sama gue”

Pettra memang sangat butuh teman dan definisi teman yang pettra butuhkan saat ini adalah caramel.

“gue malu buat cerita sama lo car”

“kenapa?”

“kenapa malu?”

“masalah gue saat ini udah masuk dalam kategori brengsek car!”

Caramel terhenyak, rasanya sebentar lagi caramel akan menerima kenyataan yang sangat menyakitkan dirinya, namun apa?

“gue ngga tau sebrengsek apa lo, kalo lo ngga cerita!”

“Lia hamil anak gue”

Satu kata seribu makna, satu kata seribu luka, satu kata seribu ketidak mungkinan.

Metamorfosa- EndingNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ