Damn Progress

666 110 15
                                    

Disclaimer:

Naruto by Masashi Kishimoto

Story by RaAkasunaa

Chapter 34

Happy reading~

"Ah begitukah baa-san? Hahaha itu sangat lucu..." Naruto menanggapi lelucon yang dibuat oleh ibu Hinata dengan tawa. Sai hanya tersenyum dalam hingga kedua matanya berbentuk garis.

Mereka pindah dari kamar Hinata tadi dan sekarang tengah duduk di sofa ruang tamu sambil menikmati kue kering buatan Hikari. Tak baik makan di kamar, apalagi hanya ada seorang gadis di dalam, kata ibu Hinata.

Brakk—

Mereka bertiga serentak menoleh ke arah datangnya suara. Suara pintu yang dibanting cukup keras dari arah depan.

"Hana-chan, kenapa?" ibu Hinata bertanya pada pelaku pembantingan pintu yang tampaknya baru kembali dari sekolah, Hanabi.

Hanabi menoleh dan melihat ibunya bersama kakaknya dan dua pemuda asing, eh tidak, dia yakin pernah melihat kedua pemuda itu dan HEY!! Seragam mereka sama dengan—

"Kalian komplotannya ya?!" Hanabi menunjuk tak santai ke arah Naruto dan Sai yang sudah meringkuk ketakutan. Oh ayolah, walaupun Hanabi lebih kecil dari mereka tapi amukan seorang perempuan itu luar biasa bung!

"Hana-chan, kau membuat mereka berdua takut. Ayo ceritakan ada apa." Hikari menurunkan tangan Hanabi dan menariknya ke pangkuannya.

"Aaa kaa-san... Teman mereka tadi berjalan sambil melamun dan menabrakku diluar. Lihatlah.." Hanabi merengek di pangkuan Hikari kemudian menunjukkan ponselnya yang layarnya gelap.

Hikari menekan salah satu tombol di ponsel Hanabi dan ponsel itu kembali menyala.

"Tuh, nyala tuh!!" Naruto berbicara sambil menunjuk-nunjuk layar ponsel Hanabi di tangan Hikari. Sepertinya dia kesal karena tiba-tiba ditunjuk bak kesetanan tadi, err takut mungkin lebih pas.

"Hey! Siapa yang mengatakan ponselku tak bisa menyala hah?!" Hanabi kembali menyahut membuat Naruto menciut disamping Sai.

"Lalu, ada apa memangnya? Ponselmu baik-baik saja kan? Tidak ada retak kaa-san lihat." Hikari membolak-balikkan ponsel Hanabi untuk mengecek damagenya. Tak ada tuh.

"Bukan karena rusak kaa-san... Tadi aku tengah main game dan aku kalah saat ponselku jatuh karena ditabrak teman mereka!" Hanabi menunjuk Sai yang tengah makan kue coklat.

"Astaga! Kau bisa mengulangnya lagi. Untuk apa ada pilihan mulai ulang hah?!" Naruto balas menunjuk Hanabi. Sepertinya dia lupa bahwa Hanabi adalah putri dari tuan rumah.
"Mulai ulang? Kau pikir gampang?! Cacing yang kumainkan sudah sebesar ini tahu!!" Hanabi membuat ukuran selebar bahu dengan tangannya.

"Cacing? Mana ada cacing sebesar ini!!" Naruto ikut membuat ukuran dengan tangannya seperti ukuran yang dibuat Hanabi tadi.

"Kau tak tahu game cacing ya?" tanya Hanabi dengan tatapan menyelidik.

"Game cacing?" Naruto menaikkan sebelah alisnya.

"Hahahaha kujamin kau tak tahu." Hanabi tergelak.

"Kau—"

"—sudah sudah. Hana-chan, darimana kau tahu bahwa yang menabrakmu adalah teman mereka?" Hinata memotong ucapan Naruto yang sepertinya hendak mengumpat tadi.

"Seragamnya."

"Huh?"

"Hah?"  Sai dan Naruto berpandangan.

I Love Anime, I Love You Where stories live. Discover now