Let's Cook!

693 137 8
                                    

Disclaimer:

Naruto by Masashi Kishimoto

Story by RaAkasunaa

Chapter 7

Happy reading~

Sebuah mobil sport berwarna oranye mencolok berhenti didepan sebuah rumah mewah.

"Tampaknya dia tak dirumah."

"Mana mungkin, Sai. Lihatlah, lampu di kamarnya menyala. Berarti dia didalam." Naruto sewot. Dasar Sai bodoh.

"Tapi mobilnya tak ada, Naruto. Berarti dia keluar." Shikamaru menanggapi santai.

"Hn. Tapi kemana dia?" Sasuke berucap sambil menelisik ke arah rumah Gaara.

Mereka sekarang tengah berada di depan rumah keluarga Sabaku. Rencananya mereka akan menjahili Gaara yang ternyata adalah seorang penakut. Tapi setelah mereka tiba di rumah Gaara, yang mereka dapati hanyalah kesunyian.

"Ya mungkin saja dia ketakutan dan sudah pergi kerumahmu, Naruto." Sai berkata enteng.

"Tapi kita tak menemui mobilnya di jalan kan?" Naruto bingung.

"Ck. Bodoh. Kau kira hanya ada satu jalan menuju rumahmu, hah?! Bisa saja dia lewat jalan lain." Shikamaru kesal.

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kerumah Naruto. Mereka beranggapan bahwa Gaara mungkin saja sudah tiba di rumah Naruto.

.

.

.

.

.

"S-sabaku...san."

"Hng... Kau? Hyuuga kan?" Gaara memicingkan matanya.

Ah, senangnya Hinata. Gaara mengingat namanya. Itu artinya dia mungkin bisa lebih mudah menaklukkan Gaara. Selangkah lebih maju menuju Uchiha Sasuke. Pipinya memerah.

"I-iya."

Gaara mengernyitkan dahinya. 'Kenapa pipi Hyuuga ini memerah?'

"Apa kau yang memberikan bekal padaku waktu itu?" Gaara bertanya singkat. Ia ingat masakan lezat yang dikiranya dari sang pujaan hati, Haruno Sakura.

Sebenarnya rasa masakan itu membuat Gaara jatuh cinta. Itu masakan terenak yang pernah dimakannya. Bahkan lebih enak dari masakan para maid  di rumah Sabaku. Mungkin Gaara bisa mencicipinya lagi.

"I-iya." lagi-lagi Hinata hanya mencicit kecil. Gaara begitu menakutkan dan menakjubkan di matanya.

Gaara memiliki sifat yang mirip dengan Sasuke. Sama-sama cool dan berwibawa. Anda saja helaian rambutnya tak berwarna merah terang maka pasti Hinata lebih memilih menyatakan perasaannya pada Gaara daripada Sasuke yang kelewat dingin.

Akh. Hinata jadi kesal pada pembuat cerita anime favoritnya. Kenapa ia membuat karakter tampan itu dengan rambut hitam legam. Andai saja berwarna merah, pasti Hinata lebih mudah mewujudkan husbunya ke dunia nyata.

"Siapa yang membuat makanan itu?" sekarang Gaara merasa seperti seorang wartawan yang mewawancarai seorang artis papan atas. Harga dirinya seakan anjlok dengan menempatkan si Hyuuga cupu ini sebagai artis papan atas.

'Persetan dengan harga diri. Aku ingin makanan itu. Bahkan jika aku harus membayar pembuatnya tiga kali lipat.'

"A-aku yang membuatnya, Sabaku-san." Hinata masih berbicara pelan. Aura Gaara sangat kuat ternyata.

I Love Anime, I Love You Where stories live. Discover now