Fallin'

672 128 18
                                    

Disclaimer:

Naruto by Masashi Kishimoto

Story by RaAkasunaa

Chapter 18

Happy reading~

Disinilah Hinata berada. Di ruang keluarga kediaman Sabaku sambil menonton acara gossip di televisi bersama Sabaku Temari. Baru saja Hinata berfikir bahwa Gaara adalah seorang Sabaku tunggal dirinya langsung dikejutkan dengan kedatangan wanita pirang bermarga Sabaku yang ternyata kakak dari Gaara. Temari memergokinya mengacaukan dapur bersama Gaara.

Tadi Temari menginterogasi Gaara. Diawal-awal Temari tak mempercayai ucapan Gaara yang menyangkal bahwa Hinata adalah kekasihnya. Tapi setelah Hinata ikut menjelaskan akhirnya Temari percaya. Temari menyuruh Hinata membersihkan wajahnya dan menariknya ke ruang keluarga. Ia menyuruh Gaara yang membereskan semua kekacauan di dapur.

"Kau tahu Hinata-chan, aku sangat kesepian disini. Tak ada yang bisa kuajak mengobrol santai. Gaara dan Kankuro sangat menyebalkan." Temari membuka percakapan setelah layar televisi menampilkan iklan produk obat sembelit.

"K-kankuro?" Hinata tak tahu siapa itu.

"Ah.. Kankuro itu niisannya Gaara. Aku punya dua adik laki-laki yang menyebalkan. Mereka selalu bertengkar konyol setiap berjumpa." Temari menampilkan wajah kesal. "Ugh. Rasanya aku ingin menukar mereka dengan adik perempuan." lanjutnya.

Khe! Temari tak tahu saja. Bagi Hinata adik perempuan lebih menyeramkan. Contohnya Hanabi. Gadis super cerewet itu sungguh menyebalkan, selalu mengganggu Hinata saat menonton anime. Kalau boleh ditukar Hinata pasti menukarnya. Hinata merasa dia dan Temari berkebalikan.

"Oh Hinata. Kau boleh memanggilku Tema-nee. Terdengar imut dan cocok untukmu." Temari berbicara lagi.

"Ah, uhm Tema-nee."

"Jadi kapan kau dan Gaara akan berpacaran?" pertanyaan absurd keluar dari mulut Temari saat melihat Hinata diam saja.

"K-kami tidak berpacaran!" kenapa dilanjut lagi? Bukannya tadi sudah selesai?

"Ah, kalau begitu kalian langsung menikah? Uwahh aku tak sabar memiliki adik ipar yang imut sepertimu.. Setelah itu aku tak akan merasa kesepian lagi disini karena ada kau, lalu aku akan mempunyai beberapa keponakan yang imut dan lu-"

"Hentikan neesan. Imajinasimu kelewatan." Gaara datang membawa bolu yang mereka buat tadi. Ia merasa bersalah karena membuat Hinata terjebak dengan kakaknya.

"Lagipula kami masih sekolah menengah." lanjut Gaara. Matanya beralih menatap ke arah Hinata yang wajahnya memerah sempurna. Sial! Gaara merasa wajahnya turut memanas.

"Ehh? Masih sekolah menengah? Berarti kau berencana melamarnya saat lulus? Huwaa.. Aku menyayangimu Gaara." Temari beringsut menuju Gaara yang ada di sofa sebelahnya. Mencoba memeluknya.

"B-b-bukan begitu neesan! Kami hanya teman sekelas. Jangan mengada-ngada." Gaara menjauhkan Temari dari tubuhnya. Dia merasa aneh karena tergagap saat digoda tentang Hinata.

"Hee.. Bahkan wajahmu memerah begitu.. Kau tak bisa membohongi neesan, Gaara." Temari terkekeh sambil berpindah ke tempat duduknya semula.

"Berisik! Ayo Hinata, kuantar pulang." Gaara menatap Hinata yang masih diam membisu dengan wajah merona. Ughhh.. Kenapa wajah meronanya sangat manis di mata Gaara? Gaara merasa ada sesuatu yang menggelitik perutnya dan wajahnya memanas.

Ah, terserah. Yang terpenting adalah menjauhkan Hinata dari sang kakak.

Hinata berdiri dan sedikit membungkukkan badannya ke arah Temari. "Terimakasih, maaf sudah mengacaukan dapur kalian. A-aku pulang dulu, Tema-nee."Hinata merasa gugup memanggil kakak Gaara dengan nama kecil di depan Gaara.

I Love Anime, I Love You Where stories live. Discover now