Luna : gaada nathan tenang aja




Luna bohong. Tabiat cewek itu.

Begitu ia datang sudah ada Nathan yang sedang mengobrol dengan Gibran. Canggung sekali baginya karena dia tidak bisa mengekspresikan diri di depan mereka. Entah apa rencana anak-anak mempertemukan mereka seperti ini.

Jelas-jelas tidak akan bisa seperti dulu...

"Udah pada kumpul semua kan ini ya!" Ale berdiri sambil tersenyum lebar. Yang lain bertepuk tangan dengan heboh, kecuali Zia dan Nathan yang memilih diam di tempatnya.

Luna jadi melirik mereka berdua sambil tersenyum canggung. "Oke kita bakal minum-minum buat nyambut bunda  sama Nathan yang baru dateng yeay!!"

Ical memukul meja dengan sumpiy. "Gibran yang nraktir!" serunya.

"SETUJU!!"

"Gue lagi?" Gibran berdecak jengah. "Bokek buset."

"Yok gue tuang ya!" Ale berdiri sambil meraih botol minuman. "Buat bunda sama Jaja nih pengantin baru, terus... Gibran yang naktir, nih Lun lo dikit aja."

"Ihhh lagi lagi!" protes Luna mengangkat gelasnya. Gibran langsung berdecak melarang membuat cewek itu mencibir.

"Buat Nathan yang baru jadi bos," Ale menaik turunkan alisnya. Lalu menuangkannya di gelas Ical sebelum duduk. "Dah ayok minum! Nikmatin!"

Zia menganga lebar, memandang Ale dengan sinis. "Gue kuat minum ya." katanya, melirik Nathan yang sedang mengambil makanan.

Ical di sampingnya langsung menggeleng. "Jangan percaya guys, terakhir kali masuk rumah orang nggak dikenal." ucapnya membuat mereka tertawa.

"Zia kalo kobam emang meresahkan sih asli."

"Ternyata masih pada kumpul ya," ucap Jaja. "Iri gue sama kalian."

"Iyalah jelas," balas Nayya. Lalu menoleh pada Nathan dan menyenggol lengannya. "Yang ini doang nih yang baru nongol."

"Dia dua bulan ke sini baru bilang kemarin bun!" seru Luna. "Marahin bun cepet."

Nathan tersenyum miring, merogoh jasnya dan mengeluarkan kotak kecil. "Sorry ya nggak bisa dateng," katanya. "Congrats, Ja."

Nayya tersenyum lebar sambil menerima hadianya. "Aaaa thank you!"

"Nggak gue masih males ya lo nggak dateng," ucap Jaja. "Padahal nih undangan dia yang pertama dapet."

"Gue yang terakhir," balas Ale sambil tersenyum masam. "Makasih."

"Datengnya yang paling awal lagi, malu-maluiin sekeluarga." balas Ical membuat mereka tertawa. Ale langsung melempar wajah Ical dengan timun di depannya.

Ical yang hendak mengambil makan melirik Zia, cewek itu hanya diam dan terus mengambil minum. Menatap Nathan yang sama diamnya juga. Benar-benar berubah suasana di antara mereka, seperti orang asing baru bertemu.

"Zi, jangan minum banyak-banyak anjir." tegur Ical mengambil gelas di tangan Zia. Semua langsung menoleh pada cewek itu termasuk Nathan.

Little Promise ( AS 3 )Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu