23. Modus

36.3K 6.5K 368
                                    

Liora cemberut menatap mamanya yang over antusias menerima Archeron yang datang. Dia melihat mamanya begitu semangat berbicara, yang ditanggapi laki-laki itu seadanya.

“Archeron, tolong jagain Rara ya. Jangan biarin dia makan sembarangan, perutnya lemah mudah sakit.”

Archeron mengangguk. “Iya, Tante.”

“Terus—”

“MAH!” Sergah Liora mulai kesal. Mamanya daritadi menahan mereka di teras dan terus mengoceh tentangnya. Dia kan jadi malu.

Venia memelototinya dan kembali menatap Archeron dengan wejangannya. “Terus jangan ngebut bawa mobilnya. Daritadi Rara berisik mulu. Udah, kalian bisa jalan-jalan sekarang.”

Akhirnya Liora bernapas lega. Dia segera berpamitan dan menarik Archeron keluar dari pekarangan rumahnya. Memasuki mobil laki-laki itu, Liora tidak bisa menahan keluhan.

“Lo ngerasa gak sih Kakek Michio sama Mama gue ada rencana terselubung?”

Archeron yang memasang seatbelt meliriknya sekejap. “Rencana apa?”

Liora bersedekap dada dengan mata menyipit. Dia mengelus dagunya kemudian menjentikkan jari. “Perjodohan?”

“Lo sama gue?” tanya Archeron yang mulai melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumah Liora.

Gadis itu mengangguk serius sembari menatap Archeron. “Sebelum lo chat gue, Kakek lo nelpon mama gue duluan. Terus lo gak merasa aneh gitu sama mama gue yang excited banget sama lo?”

“Biasa aja.”

“Ih, Archeron. Feeling gue kuat banget soal ini. Gimana kalo mereka beneran punya rencana jodohin kita berdua?”

Sebenarnya, perjodohan yang diatur orang tua sudah menjadi hal yang lumrah.

“Gak papa. Lo gak mau?”

Liora langsung membungkam. Wajahnya memerah begitu sadar jawaban Archeron. Gak papa? Bukankah itu berarti Archeron tidak masalah bersamanya?

Archeron menoleh dan segera mendapati wajah bersemu gadis itu. Dia terkekeh pelan dan menjitak lembut keningnya. “Mikirin apa?”

Tersentak dari pikirannya, Liora melihat senyuman Archeron. Dalam hati dia mengerang. Astaga, betapa tampannya laki-laki ini!

Memperbaiki posisi duduknya, Liora berdeham pelan. “Gak mikir apa-apa.”

Sudut bibir Archeron terangkat dengan suasana hati yang lebih baik dibanding sebelumnya.

Liora menoleh ke jendela sampingnya. Teringat sesuatu, dia menatap Archeron yang fokus mengemudi. “Kita mau ke mana?”

“Ada tempat yang pengen gue datengin.”

Alis gadis itu terangkat. “Apa?”

“Tunggu aja.”

Liora mengangguk. Menanti dalam diam ke mana Archeron mengajaknya pergi. Setengah jam kemudian mereka sampai di salah satu mall terbesar. Begitu Archeron membawanya ke tempat yang katanya ingin didatanginya, mata Liora berkedut.

“Jadi yang mau lo datengin itu timezone?”

Archeron mengangguk. Terakhir kali dia memikirkan tempat ini adalah ketika dia berumur sepuluh tahun. Orang tuanya berjanji membawanya bermain ke tempat ini namun sampai sekarang hal itu tidak terwujud. Menoleh menatap gadis di sampingnya, dia merasa menebus keinginan kecil itu bersamanya adalah hal yang baik.

ARCHERON ✓Where stories live. Discover now