6. Bertemu lagi

39.3K 6.9K 265
                                    

Ada yang sadar kalo cerita ini update 3 kali seminggu? Kalo enggak, fyi, aku bakal update cerita ini setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Mungkin bulan depan bisa setiap hari. Jadi tolong diberi vote dan komen ya~

Oh ya, mulai dari part ini dan seterusnya kalian bakalan ketemu abang Archeron. Uyey☺️

Beberapa hari ini Liora lebih giat belajar, baik di sekolah maupun di rumah

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Beberapa hari ini Liora lebih giat belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Walaupun ada beberapa kendala seperti tidak mengerti materi matematika dan ekonomi, Liora tetap fokus dan lanjut mempelajari materi lainnya.

Saat ini Liora sedang berjalan sendirian keluar dari bangunan sekolah. Tatkala mengangkat kepalanya, ia melihat sosok laki-laki tampan yang mengenakan sweater putih dan celana jeans. Mata Liora pun seketika berbinar.

“Abang!” pekiknya senang lalu berlari dan memeluk laki-laki itu erat. Senang melihat kakaknya kembali.

Laki-laki itu, Davin, terkekeh lucu dan mengelus kepala Liora penuh kasih sayang. Dia menundukkan kepalanya sedikit hingga mendekati telinga adiknya dan berbisik, “Sampai kapan mau peluk, hm? Gak malu?”

Dalam pelukannya Liora menggeleng. “Emang kenapa? Rara meluk Abang Rara, bukan orang lain.” sanggahnya keras kepala.

“Tapi Abang malu.”

Sontak Liora melepaskan pelukannya dengan pipi mengembung. Diam-diam melirik sekitarnya, memang benar mereka menjadi pusat perhatian.

“Abang gak sayang Rara lagi.” sungut Liora lalu masuk ke dalam mobil, meninggalkan Davin di luar yang melihat tingkahnya tanpa daya.

Dalam perjalanan pulang Liora masih mempertahankan amarahnya, walaupun sebenarnya dia tidak marah. Diam-diam Liora mencuri pandang, mengamati sang kakak. Liora tidak pernah menyangkal bahwa kakaknya sangat tampan, yah walaupun tidak bisa disandingkan dengan dewa tampan di UKS. Tapi jika dibandingkan dengan Rezi, jelas kakaknya tidak akan kalah. Apalagi fitur wajah Davin lebih dewasa.

Sepertinya Davin mengetahui gerakan kecil Liora tersebut membuatnya tidak bisa menahan senyuman. “Gimana sekolah Rara?”

Saat hendak menjawab, Liora teringat dirinya masih marah jadi dia kembali mengatupkan bibir dan tetap diam.

“Oke, Abang minta maaf. Abang janji gak bakal malu lagi kalo Rara meluk di luar.” kata Davin lembut.

Liora kembali melirik kakaknya. Dia selalu tahu bahwa Davin adalah pria lembut. Sekarang kakaknya ini berumur 25 tahun. Tidak ada perubahan besar dalam dua tahun ini, pikirnya.

“Lagi?” Liora mendengkus. “Gak ada lain kali.”

“Rara masih marah? Maafin Abang, oke? Nanti Abang beliin es krim rasa stroberi.”

Mata gadis itu menyala mendengarnya. Tapi dia masih mau mempertahankan dirinya sedikit lebih mahal. “Tambah kue stroberi.”

Davin tertawa, mengulurkan tangan dan mengelus kepala Liora. “Sesuai pesanan Tuan Putri.”

ARCHERON ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ