2. Perubahan Hidup

43.9K 6.6K 274
                                    

Homo Sapiens (3)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Homo Sapiens (3)

Devia : Ikan lele makan bakso
Baksonya dari daging lele.

Sherin : CAKEPP!!!

Devia : Eh, ada cogan di sono.
Mau gebet tapi ada yang punye :")

Sherin : RIP NILAI BAHASA.

Liora : Pftttt

Sherin : Woilah Rara! Kapan balik ke sekolah? Devia makin sinting. Stres gue.

Liora : Besok keknya.

Sherin : Bagus! Temen lo yang satu itu gatelnya minta ampun. Semua cogan hampir diembat.

Devia : Anjim. Sherin babi. Oink oink.

Sherin : Malu-maluin lo. Baru jalan aja tebar pesona. Jyjyk aku nenggg.

Devia : Ihh kok ngamokkk???!!

Liora : Devia kegatelannya makin ningkat, She? Gue kira dah berubah jadi anak baik.

Devia : Ra....

Sherin : Yoi Ra. Makin menjadi-jadi. Baperin anak orang aja bisanya. Giliran mau diseriusin kabur tuh.

Devia : Shut up bitch.

Sherin : Gak bisa bahasa enggressss...

Liora : Ih Devia kasar. Gak like ah.

Devia : Siapa juga yang mau like lo, Ra? Mending gue sukain Hariz, degem ganteng nan manis serta sexy berkulit eksotis.

Liora : Huekkk

Sherin : Jyjyk.

Devia : Dih. Sirik aja lo para jomblo karatan. Eh tapi gue bisa maklumin sih. Secara gue cecan bening nan menarik yang selalu merebut perhatian cogan, jadinya kalian gak dapet deh. Duh capek juga ya jadi cecan.

Sherin mengeluarkan Devia dari grup

Sherin : Babi. Ngeselin.

Liora : /ngakak guling-guling/

Sherin : Ra, gue baru inget. Gimana rencana pertunangan lo sama Rezi?

Liora : Hah?! Tunangan? Sejak kapan anjir??!!

Sherin : Lo yang rengek ke bonyok lo tau! Gemes gue jadinya.

Liora : Eh sumpah itu keknya gue lagi kesambet setan deh.

Sherin : Nah makanya. Gue dukung pembatalannya!!!

Devia bergabung menggunakan link undangan grup ini

Devia mengeluarkan Sherin dari grup

Devia : Mampus kan lo!!

Liora : ... bjir :")

Hari ini hari ketiga Liora dirawat di rumah sakit dan sore ini dia akhirnya boleh dipulangkan. Gadis itu sekarang sedang duduk di atas ranjang rumah sakit, menatap mamanya yang sibuk mondar-mandir merapikan barangnya. Percakapan bersama Devia dan Sherin kembali terbayang di benaknya.

Berdasarkan cerita dari kedua sahabatnya, Rezi berpacaran dengan murid pindahan sejak lima bulan lalu bernama Zia. Zia pindah ke SMA Angkasa saat kelas XI. Entah bagaimana, keduanya menjadi akrab sejak saat itu. Sebenarnya Liora tidak mencari gara-gara dengan Zia, namun karena Zia “tidak sengaja” menyandungnya, emosi Liora meledak.

Awalnya Liora hanya membalas Zia sedikit, namun malah dilihat oleh Rezi. Rezi memarahinya dan membela gadis yang belum dipacarinya itu. Lambat laun Liora menjadi dendam dan sering mengacaukan Zia tanpa ada yang tahu alasannya. Karena perilakunya juga membuat Rezi mengembangkan perasaan lebih cepat dan berpacaran sama Zia.

Sudah setahun dia selalu menjebak Zia, dan tidak ada yang tahu alasan mengapa Liora melakukannya.

Beberapa hari yang lalu, Liora menyatakan perasaannya pada Rezi, mengatakan mereka akan bertunangan dan berharap cowok itu putus dengan Zia. Tapi seperti yang diduga, dia tidak mau dan malah menggenggam Zia semakin erat.

Kesal, kepribadian Liora semakin ganas. Tapi keganasannya hanya tertuju pada Zia.

Semua orang di sekolah melihat Zia sebagai korban dan mulai tidak menyukainya, bahkan guru pun kecewa padanya. Nilainya anjlok sejak Zia memasuki sekolah. Sifatnya yang riang berubah menjadi dingin dan galak.

Sherin dan Devia ingin kembali menanyakan alasan dia membully Zia, karena mereka yakin Liora bukan orang yang memiliki tempramen marah seperti itu. Dulu Liora hanya diam saat mereka menanyainya, dan sekarang sahabat mereka ini malah lupa ingatan. Jadi rasa penasaran mereka hanya bisa dipendam dalam hati.

SMA Angkasa adalah sekolah swasta elit yang diminati banyak orang. Siswa di sekolah ini dibagi menjadi dua golongan yakni siswa dengan keluarga kaya dan siswa miskin yang mendapatkan beasiswa karena kepintarannya.

Alasan Liora tidak dihukum dengan tegas saat berperilaku buruk adalah karena dia anak salah satu donatur sekolah.

Mungkin di sekolah selain Devia dan Sherin, tidak ada yang menyukai Liora. Dirinya pun bingung, kenapa dia bisa menyukai Rezi dan kenapa dia melakukan hal bodoh itu? Jelas Liora tidak pernah berniat menjadi jahat.

“Mah...” Liora menatap mamanya dengan penasaran. “Emang Rara dan Rezi mau tunangan ya?”

Gerakan Venia saat membereskan koper terhenti sesaat kemudian melanjutkan seolah tidak terganggu dengan pertanyaannya. “Iya, Rara seneng?”

Kening Liora mengerut. “Rara gak mau! Rezi punya pacar, Rara gak mau jadi orang jahat dan disebut pelakor.”

Venia segera meninggalkan pekerjaannya dan mendekati Liora dengan semangat. “Beneran, Ra? Kamu gak bakal nangis terus mogok makan karena batalin rencana pertunangan ini kan?”

“Iya.” Gadis itu mengangguk. “Kok Mama bahagia? Mama gak suka Rezi?” Padahal seingat Liora, Mamanya sangat menyukai cowok itu.

“Gak.” Jawab Venia langsung dan acuh tak acuh. “Dulu Mama suka dia karena sikapnya baik dan ngerawat kamu di luar rumah. Sekarang? Anak Mama sakit dan dia malah bersenang-senang sama perempuan lain.”

Liora tersenyum lalu menggenggam tangan mamanya. Rasa hangat menyebar di dadanya, dia sangat menyukai perasaan ini.

Dalam ingatannya, keluarganya sangat menyayangi dan memanjakannya. Dia memiliki Papa, kakak laki-laki dan Mama. Ditambah kedua sahabatnya, Liora merasa lengkap.

Tidak ada rasa sedih karena ketidakhadiran Rezi, walau sedikit disesalkan sebab dia sudah mengenal cowok itu sejak kecil.

Ngomong-ngomong soal Papa dan kakak laki-lakinya, Liora belum bertemu mereka. Kata Mamanya, kedua pria itu sedang sibuk mengurus bisnis perusahaan. Perusahaan keluarganya fokus pada bidang perhotelan yang berkembang stabil dan semakin maju.

Memikirkan tindakannya untuk Rezi, Liora jadi merinding. Iya, Liora akui cowok itu tampan dan di atas rata-rata dibanding cowok lain. Keluarganya juga kaya sebanding dengan keluarganya. Tapi Liora tidak pernah kepikiran dia akan menjatuhkan harga dirinya untuk cowok itu!

Selain itu juga Liora penasaran kenapa dia kehilangan otak dan mengejar Rezi sampai ditolak berulang kali.

Liora menggertakkan giginya. Huh. Sudah diputuskan, saat besok memasuki sekolah dia tidak akan menoleh pada mantan sahabatnya itu!

Devia benar, Rezi adalah bajingan bermuka tebal!

TBC

ARCHERON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang