Chapter 1 : Dangerous Man

102K 2.9K 7
                                    

_______________

Hallo! Welcome to Alaric's

Ini bukan cerita pertama yang aku tulis, tapi ini cerita pertama yang aku publish.

Ada beberapa chapter with young adult content ya, jadi alangkah baiknya baca sesuai usia kalian .

Semua ide 100% dari imajinasiku sendiri
Aku tidak mengambil ide apapun dari cerita manapun

⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️

Belajar menghargai karya orang lain ya^^
Jangan plagiat karena ini hasil pemikiranku sendiri huhu
Buat kalian yang baca terus nemu cerita yang plagiat cerita aku tolong tag aku, okay?

Thanks for your support guys! 💕

Happy reading!

_______________

Pria bertubuh tegap sedang memijit pelipisnya yang terasa menegang. Lelah, mengantuk, pusing, dan emosi, semua bercampur menjadi satu. Bagaimana tidak, hari ini konsep pembangunan resort seharusnya sudah ia terima. Namun partner bisnisnya itu malah mengulur-ngulur waktu dengan alasan evaluasi kembali dan lain-lain.

Bekerja tepat waktu adalah hal yang tidak boleh dilupakan oleh seluruh karyawan di perusahaannya maupun rekan bisnisnya. Pria ini tak suka buang-buang waktu.

"Misa beri surat pembatalan kerja sama dengan mereka." ucap pria tersebut dengan nada dingin dan raut wajah datar.

"Maaf Tuan, tapi mereka sedang melaku-"

"Kamu sudah bosan bekerja di perusahaan saya?"

Misa menunduk takut. "Baik Tuan, saya akan mengirim suratnya sekarang juga." kemudian Misa menunduk pamit keluar ruangan atasannya itu.

Berlama-lama berhadapan dengan seorang Gavin Alaric membuat dirinya bagaikan di kandang macan. Apalagi atasannya itu sedang dilanda amarah seperti ini. Ia tak mau gaji atau bahkan jabatannya melayang.

Karyawan yang berada di ruang kerja Gavin menunduk dan menahan nafasnya. Susah sekali bernafas dalam keadaan seperti ini.

"Kalian niat kerja atau tidak? Kenapa proposal kalian masih belum sempurna?!" bentak Gavin sembari menatap satu-persatu karyawannya.

"Maaf Tuan, nanti akan kami perbaiki." ucap salah satu karyawan laki-laki.

"Selesaikan hari ini juga. Besok pagi harus sudah ada di meja saya sebelum saya datang, dan..." Gavin menggantung ucapannya.

Karyawan disana sudah menebak-nebak apa yang akan dikatakan atasannya. Akankah posisi mereka terancam?

"Ini kesempatan terakhir kalian, jika masih salah silahkan buat surat pengunduran diri."

"Baik Tuan." balas karyawan-karyawan tersebut. Mereka harus bekerja lebih keras.

"Keluar dari ruangan saya." karyawan-karyawan tersebut langsung pamit dan keluar dari ruangan menyisakan Gavin dan asisten pribadinya, Riko.

Riko sendiri sudah bekerja menjadi asisten pribadi Gavin selama empat tahun ini. Tugas Riko adalah membantu Gavin sebagai supir dan memerintah bodyguard lainnya ketika Gavin membutuhkan mereka untuk mengawasi semua rekan bisnisnya.

Bukan apa-apa, hanya saja Gavin mengantisipasi penghianatan yang akan dilakukan rekan bisnisnya.

"Riko, siapkan mobil, saya mau pulang." titah Gavin pada asisten pribadinya.

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang