51. Best Moment

15 2 0
                                    


Best moment.

Semua murid SMA Mentari berkumpul di lapangan, berbaris, membuat lingkaran besar dengan membuat huruf di tengahnya yang membentuk barisan huruf G O O D B Y E S M A.


Sudah di sediakannya orang yang bertugas untuk mengambil gambar, pada saat acara best moment berlangsung. Siswa dari SMK jurusan Multimedia dengan drone nya.

Semua murid mulai di berikan balon gas masing-masing satu dengan warna yang berbeda. Hanya ada putih dan abu. Semua murid antusias, ketika menuliskan harapan-harapan dari  banyaknya kata-kata di permukaan balon dengan spidol yang mereka gunakan.

Namun ada satu gadis yang mungkin tidak menuliskan apapun pada balon putih miliknya. Hanya memandang dan memegangnya dengan erat.

"Kok gak nulis apapun di balonnya?" Dania berseru heboh ketika bertanya di antara riuhnya semua orang di lapangan.

Si gadis justru beralih memandangi orang-orang di sekitarnya yang tengah sibuk menuliskan harapan mereka. Ada juga nama-nama orang yang mereka cintai tersemat di sana. Tubuhnya berbalik, menatap kembali balonnya lama. Sedetik kemudian, kepalanya hanya menggeleng.

"Biarin aja balonnya kosong." Hanya itu kalimat yang ia berikan sebagai jawaban hingga temannya itu mengangguk.


"Liat deh balon gue." Dania mendekatkan balonnya agar dapat terlihat dengan jelas. "Gue udah nulis nama Vino di sini sama harapan yang pengen gue lalui sama dia buat ke depannya. Semoga aja harapan yang gue tulis di sini bisa terwujud." Ucap Dania penuh kebahagiaan.

Si gadis hanya tersenyum melihat balon kepunyaan temannya, yang sudah terdapat banyak sekali kata-kata yang begitu manis untuk di ucapkan sebagai sebuah harapan.

"Semoga harapan yang di inginkan bersama Vino bisa terwujud ya." Ucap Senja, begitu tulus. Ikut mendoakan nya juga.

"Aamiin. Lo juga."

"OKE TEMAN-TEMAN SEMUANYA. MARI KITA LEPASKAN BALON INI SAMA-SAMA, SEBAGAI TANDA MELEPASKANNYA KELULUSAN KITA DARI SMA INI. SEMOGA HARAPAN ATAU CITA-CITA YANG KALIAN TULIS DI BALON BISA TERWUJUD, DAN BISA KALIAN DAPATKAN DI KEDEPANNYA."

Salah satu siswa laki-laki, berdiri di atas podium kecil dengan memegang balon berwarna abu di tangannya.

Semua siswa dan siswi sudah mulai berhitung, bersiap-siap melepaskan balon yang ada di genggaman masing-masing.

"SATUUU."

"DUAAA."

"TIIIGA."


Dalam hitungan terakhir, semua orang melepaskan balon dari genggaman tangan. Mungkin terkecuali gadis dengan seragam yang masih tak ada noda setitik pun di bajunya. Tangan yang erat masih setia menggenggam balon berwarna putih.

Ini mungkin akan menjadi kisah yang mengharukan untuk dirinya. Penuh luka yang tak kasat mata hadir dalam tubuhnya yang paling dalam.

Semua balon yang sudah di lepaskan kini terbang melambung di udara, hampir setengah menjauh tinggi di atas sana. Kecuali satu balon yang masih enggan untuk di lepas menjadikannya sorotan utama dari semua pasang mata.

Menunggu Senja (End)Where stories live. Discover now