BAB 23 (Revisi)

1.4K 64 20
                                    

Pembukaan

Happy Reading! ***"Lo kangen sama dia?" Laki-laki dengan seragam acak-acakan serta rambut itu tersenyum kecut mendengar pertanyaan yang di lontarkan temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy Reading!
***
"Lo kangen sama dia?" Laki-laki dengan seragam acak-acakan serta rambut itu tersenyum kecut mendengar pertanyaan yang di lontarkan temannya. Abay.

Ya, laki laki itu kembali berbaikan karena mau bagaimanapun Vala tetap menjadi teman terdekatnya sedari dulu.

Abay menatap temannya prihatin, kasihan tapi tetap saja rasanya ini hal yang tepat dilakukan. Setidaknya mereka tidak akan saling menyakiti seperti ketika bersama.

"Banget. Gue kangen banget." Vala mendesah berat, ia menyugar rambutnya memejamkan mata menikmati perasaan sakit yang tak tahu datang darimana. Menyakiti hati kecilnya.

"Baru tiga hari jelas masih kangen. Nanti kebiasaan kok, lo tanpa Raya. Move on Val move on!" seru Abay menepuk bahu Vala memberi dukungan.

Mereka tengah berada di rooftof sekolah, dengan Vala yang membawa sebungkus rokok berserta korek api.

Vala ambil rokok yang ada di meja, di nyalakannya korek api lalu di selipkan rokok itu di bibirnya, setelah menyala ia sesap rokok itu pelan. Menghembuskannya ke depan, membuat ruangan menjadi agak berbau nikotin.

"Ck. udah tiga hari juga lo ngerokok nggak berhenti berhenti. Gue maklum kalo lo ngerokok sehari satu, ini lo ngerokok sehari satu sampe dua bungkus. Gila lo? Gausah ngerusak diri lo anjir!" decak Abay sembari menutup hidungnya. Berkerut dahi menatap temannya kesal. Ia juga perokok, tapi tidak segila itu.

Vala menoleh, masih sembari menyesap rokoknya. "Seenggaknya dengan ini gue bisa ngelupain Raya sebentar."

"Goblok emang!" umpat Abay di balas kekehan pelan Vala.

"Raya udah ga masuk sekolah tiga hari. Hukumannya diringanin karena nyokapnya Rein dateng sebagai perwakilan, guru BK awalnya protes karena yang dateng bukan Mamanya Raya sendiri. Tapi setelah dibujuk mau ga mau Si BK ngebolehin. Dengan syarat Naraya di skors dua minggu." kelakar Vala tanpa Abay minta.

Abay tercenung, ah, seberat itu ya?

"Naraya buka mulut tentang dia yang ke club?"

Vala menggeleng, "Belum. Dia belum buka mulut."

"Dia yang belum buka mulut atau emang dia takut ga ada yang ngerti?" Vala terdiam, ia pandangi langit yang ada di depannya dengan pikiran melayang entah kemana.

Naraya bilang mantannya lebih baik daripada Vala. Bukannya itu berarti dari segi manapun mantannya lebih memahami Naraya ketimbang ia?

Mantan? Vala tersenyum getir. Ia juga mantan sekarang. Jadi apa bedanya?

"Tapi kalo sama Rein dia pasti buka mulut. Gue tahu dari gerak geriknya." Vala matikan rokok yang tinggal setengah itu dengan menekannya pada asbak yang berada di meja sampingnya.

"Ya emang kalaupun si Rein tau lo bakalan ngapain? Maksa dia buka mulut?"

"Ga susah buat dia buka mulut." Vala melirik Abay sekilas, kembali menatap hamparan langit langit ia tersenyum licik. Abay gelengkan kepalanya, menatap Vala khawatir.

ValarayaWhere stories live. Discover now