BAB 4 (revisi)

1.5K 101 10
                                    

Happy reading!

***
"Lo kenapa si Nav? Kenapa jadi gini? Lo kenapa ga support gue, dan malah nyuruh gue putus sama Naraya?" tanya Vala beruntun, dia mengacak rambutnya kesal. Menatap tak mengerti ke arah gadis yang menatapnya marah, merajuk.

Pasalnya, tiba-tiba saja dua hari pasca mereka pulang bertiga Nava mengucapkan kalimat perintah menyuruhnya untuk putus dengan Naraya tanpa ada penjelasan yang pasti. Bingung, jelas Vala bingung untuk sekedar memahami.

"Ga logis kan, Nav lo nyuruh gue putus tapi alesan lo ga ada?"

"Val, gue nyuruh lo bukan tanpa sebab. Gue ada alasannya, tapi gue ga bisa ngomong.."

"Ya kenapa?!" pekik Vala tertahan. "Iya kenapa Nav?! jelasin ke gue!"

Nava menggeleng, keukeh, "Ga bisa Val! Gue ga bisa jelasin sekarang. Yang jelas Naraya ga sebaik yang lo bayangin."

"Maksud lo apa, Nav?"

Nava tersenyum masam, "Lo bakalan kecewa dan ga percaya setelah gue omongin."

Vala semakin penasaran dibuatnya, dia menatap Nava penuh tanda tanya. mengigit bibirnya geram, ingin bertanya namun takut jika itu akan benar-benae membuatnya kecewa.

Jadi, Vala tak sepercaya itu dengan pacarnya sendiri?

"Val! Naraya di gangguin anak kelas sebelah!!" teriak Abay mengalihkan lamunan Vala.

Jantung Vala berdetak lebih cepat dari biasanya, ia panik, lalu berlari tergesa mengikuti Abay dari belakang. Melupakan bahwa ia tengah mengobrol hal serius dengan sahabat perempuannya. Semoga saja pacarnya itu tidak kenapa-kenapa. Ya, semoga.

Sementara gadis yang tadi di tinggal Vala justru menyembunyikan kedua sudut bibir yang gatal ingin melengkung ke atas.

"Welcome to the game, Naraya."

***

Naraya terpeanjat kaget begitu tas nya di tarik tiba-tiba dari belakang, dia di seret oleh seseorang, meronta-ronta lalu berakhir dengan melepaskan tas guna bisa berlari. Namun naas, tangannya lebih dulu di cekal lalu mulutnya di bekap.

Naraya dilempar kelantai yang kotor begitu sampai. Ia mengaduh, merasakan sakit di bagian pantatnya. "Ngapain kalian?!" tanyanya dengan teriakan.

Ada 3 orang yang mengerubungi Naraya disana. Masing-masing membawa barang bawaan, gadis yang membawa tali, bernama Soviolet, sedangkan gadis berambut pendek dengan warna cokelat membawa gunting, telrihat dari nametagnya ia bernama Biona, lalu gadis terakhir yang terlihat seperti ketua geng dengan baju di lepas seluruh kancing dengan dalaman kaos berwarna putih itu bernama Zea, ia hanya memegang air mineral.

Zea tertawa, menarik rambut Naraya hingga kepalanya mendongak. "Lo nanya kita lagi ngapain?" beonya. Lalu secara tiba-tiba ia membenturkan kepala Naraya kelantai. "Bangsat! APA MAKSUD LO GODAIN COWOK GUE JALANG?!" pekiknya emosi.

Kedua tangan Zea mencengkeram erat leher Naraya hingga wajah Naraya merah madam, ia tak bisa bernafas.

"Lepas dulu Ze, diiket dulu biar enak naboknya." usul Soviolet.

Melepaskan cengkeramannya, Naraya lalu di seret menuju kursi lusuh, bukannya pasrah di bawa dengan kasar begitu tapi ia tak bisa mengelak karena rontaanya yang tak bisa mengalahkan tenaga orang-orang di hadapannya itu.

Seusai Naraya diikat, Zea dengan geram menampar pipi Naraya bolak-balik. Tunggu-tunggu Naraya tidak paham satu hal, ia tidak tau cowok siapa yang Zea maksud? ia kenal perempuan di hadapannya saja tidak, apalagi pacarnya kan?

ValarayaWhere stories live. Discover now