9

337 274 76
                                    

Percayalah pada dirimu sendiri-- karna tidak semua orang terdekatmu bisa kau percaya.
.
.
.
.
.
.....

"Udah sampe" sambil melepas seatbelt nya Gia, Kei mengulurkan tangan kanannya, meletakan tepat diatas rambut Gia lalu mengelusnya lembut. "Yaudah ayo masuk"ajak Gia sambil membalas tatapan hangat Kei.

"Kamu duluan aja ya!, aku mau nungguin Dimas bentar"

"Ngapain"

"Biasa" jawab kei dengan tangan kanannya yang masih mengelus lembut rambut Gia. Dan tangan kirinya mulai bekerja melepas seatbelt nya sendiri. "Urusan laki-laki"

"Oh, yaudah"menengokan kepalanya kebelakang. Niat Gia ingin mengajak Rina kekelas bersama pupus sudah saat ia justru menemukan pemandangan Rina yang tertidur nyenyak dibelakang dengan pose yang sungguh tidak etis. 'Pantes sepi' batin Gia.

"Itu rina gimana?"

"Gampang!, nanti bentar lagi juga bangun."ucap Kei dengan percaya dirinya.

"Kamu jangan aneh-anehin temen aku ya!"ancam Gia saat mulai merasa aneh dengan perkataan pacarnya itu.

"Siap!-- lagian nanti juga bakal ada si dimas, mereka kan gak akan masuk kelas hari ini. Jadwal nya padat!, biasa-- osis kan orang sibuk"jelas Kei sambil memutar kedua bola matanya malas saat harus menyebut kata osis.

"Yaudah aku duluan"pamit Gia sebelum menutup pintu mobil sepelan mungkin agar tak membangunkan rina yang tertidur dibelakang.

Setelah memastikan Gia masuk kedalam sekolah dengan aman. Kei dengan tak tau sopan santun nya menerobos kan badannya ke kursi belakang tanpa turun dari mobil terlebih dahulu.

Duduk menempel tepat disamping kanan Rina, Kei berusaha membangunkan Rina dengan caranya tersendiri.

Meniup-niup matanya, menciumi seluruh muka Rina bahkan Kei juga sudah mengubah jauh posisi tidur Rina-- tapi tak juga membuat sang empu bangun dari tidur nyenyaknya.

Akhirnya karna Kei yang sudah mulai kehabisan kesabarannya, dengan perlahan mendekatkan wajah mereka lalu tanpa dosanya ia menggigit gemas hidung mungil Rina yang tak lama kemudian membuat sang empu bangun dari tidurnya karena merasa tak bisa bernafas dengan teratur.

"Eggh keiii"racau Rina

"Gausah ngedesah, gak gue apaapain juga"

"Heem"

"Bangun gak!"

"Apaansih!, gak jelas"

"Bangun!, bentar lagi bel. Katanya kemarin mau jadi ketua osis yang patut dicontoh sama yang lain"ingat Kei sambil merapikan rambut Rina yang terlihat berantakan

"Yaudah iya, ini juga udah melek dari tadi. Mata lo gak liat"sewot Rina.

Mendengar nada sewot Rina, Kei dengan segera membuka layar handphone nya--memastikan dengan matanya sendiri bahwa sekarang sudah memasuki tanggal tua yang dimana Rina seharusnya mendapatkan jadwal bulananya.

'Pantes, marah marah mulu'batin Kei

"Apa liat liat"judes Rina sambil membalas tatapan tajam Kei.

"Matanya"sambil menutup kedua mata Rina yang menatapnya tajam dengan telapak tangan nya. Kei mengambil alih tas Rina yang berada tepat disampingnya. Sang empu yang merasa tak suka matanya ditutup tutup menepis kuat tangan Kei

"Eh eh mau ngapain?"cegat Rina sebelum tangan Kei berhasil memporak porakan semua isi tas nya.

"Bentar!, mau pastiin doang!"ucap Kei sambil merebut kembali tas kia yang sebelumnya sudah diambil alih oleh sang pemilik.

KeirinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang