"Saya terima kawinnya arin--aa"ucap Kei dengan kesalahannya yang sudah tak bisa diitung lagi. Mami Kei yang melihatnya dari jauh matanya sudah memelototinya garang dengan nafas yang memburu.
"Gapapa sekali lagi"ucap ayah Rina sambil menampilkan senyum tulusnya. Orangnya mah sabar, gak kayak maminya.
"Saya terima nikah dan kawinnya arina veliiik--ka put- put"ucap Kei langsung terhenti saat seketika tiba-tiba saja otak kecilnya melupakan nama panjang Rina.
Bodohnya dia tak mempraktekan dulu pelafalannya kemarin.
Kei kira menikah ya tinggal menikah, tinggal ngomong gitu doang, dia mah bisa--gausah segala pake latihan kaya yang maminya suruh.
Eh ternyata saat harinya tiba, saat ini. jangankan buat ngomong, buat nafas aja kei gugup banget, mengkis-mengkis dianya.
"Gabisa mi"keluh Kei
"Bisaa!, harus bisa!" Tegas mami Kei sambil setengah menahan malu nya didepan keluarga besan. Kalau saja kei buka anak satu-satunya, mungkin sudah ia sumbangkan dari kecil ke yang lebih membutuhkan.
"Gabisa ditunda sampek besok-- aja apa?"bujuk Kei.
"Sehari aja.., biar kei bisa latian dulu"ucap kei polos yang langsung mendapat cubitan pedas dilengannya yang pelakunya tak lain dan tak bukan adalah calon istrinya sendiri yang duduk tepat disamping kirinya.
"Gausah bikin malu lagi, tinggal tiruin ucapan ayah apa susahnya sih"bisik Rina pada Kei disampinya, jangan lupakan matanya yang sudah menatap Kei tajam.
Emang dia pikir nikah itu apaan, gampang banget diundur sampe besok. Alasannya juga unfaedah banget, buat ngafalin kalimat.
"Keiiii..."jerit maminya yang tak bisa lagi menahan malunya.
"Kei"peringat tegas sang papi dengan muka yang menyeramkan. Kalau sudah begini kei mana bisa ngebantah lagi. Tiga lawan satu
"Ok-oke oke, sabar"ucap Kei yang badannya mulai gugup lagi saat menjabat tangan calon ayah mertuanya untuk yang kesekian kalinya. Rileks rileks
Diam-diam saat sang ayah Rina mengucapkan kembali kalimat yang sakral itu. Kei mendengarkan dan mencoba merekam dengan jelas setiap kalimat yang diucapkan di otaknya tanpa ada yang terlewat sedikitpun.
Dan setelah ayah Rina berhenti mengucapkan nya, ia langsung berganti mengucapkan kalimat sakral itu yang sudah ia coba rekam dikepalanya dengan sekali tarikan nafas.
"Saya terima nikah dan kawinnya Arina Velika Putri binti Handon varso dengan mas kawin tersebut tunai"
"Bagaimana para saksi"
"Sah"
"Sah"ucap mami Kei yang paling semangat diantara lain nya.
Sehari setelah akad digelar, resepsi pernikahan Kei dan Rina diadakan dengan sebegitu mewahnya mengingat Kei anak sekaligus penerus satu-satunya dikelurga Gerhano.
4 hari 3 malam dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya bagi maminya belum cukup, tapi karna bujuk rayuan Kei dan Rina akhirnya maminya setuju walau harus berdebat terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keirina
Teen Fiction(Slow update) Hanya menceritakan sebuah cerita klise dimana memperlihatkan gampang susahnya Rina dalam merubah cowok playboy+nakal Menjadi cowok yang sebegitu bucin padanya. "Keiiiiiiiii"teriakan Rina begitu menggelegar memenuhi setiap sudut rumah M...