(Slow update)
Hanya menceritakan sebuah cerita klise dimana memperlihatkan gampang susahnya Rina dalam merubah cowok playboy+nakal Menjadi cowok yang sebegitu bucin padanya.
"Keiiiiiiiii"teriakan Rina begitu menggelegar memenuhi setiap sudut rumah M...
Maaf mu terlalu sering menemani hariku. . . . . . .....
"Dimas, woi"teriak Rina lemah dari kejauhan saat pandangannya tak sengaja menemukan keberadaan dimas di lorong yang menuju ke ruang osis. Muka nya yang terlihat sangat pucat menambah rasa prihatin siapapun yang melihatnya.
Baru tiba di tengah jalan saat ia berlari kecil menyusul Dimas didepan sana yang jarak nya lumayan jauh dengannya--Rina merasa dadanya mulai terasa sesak, pandangannya mengabur tepat sebelum badannya menyentuh dinginnya lantai, tangan kekar itu berhasil menangkap badannya dengan tangkas.
Mengangkatnya dengan mudah lalu memutar badannya mengambil arah berlawanan dengan tujuannya tadi. Sesegera mungkin membawa Rina ke UKS untuk diperiksa, dirinya takut asam lambung Rina kambuh mengingat tadi kei berkata kalau Rina belum menyentuh makanan sedari pagi tadi.
Setelah membaringkan Rina diranjang sepelan mungkin. Langkah kakinya bergegas memanggil petugas yang seharusnya berjaga di uks hari ini. Jemarinya tak berhenti untuk menghubungi Kei tapi sang empu justru tak mengangkat telponnya sama sekali. Merasa tak guna menelpon Kei. Dimas berganti menelpon sahabat Rina.
Tut
Tut
"......"
"Lo bisa gak ke uks sekarang?"
"....."
"Jagain Rina, gue mau ngehandle rapat osis dulu!"
"...."
"Sekalian pesenin bubur buat Rina"
"....."
"Cepet!"singkat Dimas lalu memutuskan sambungan telponnya sepihak.
selesai menghubungi salah satu sahabat Rina, perlahan Dimas membungkuk kan badannya-- manarik kursi yang berada di setiap ujung tempat tidur lalu mendudukkan dirinya di sana sembari tangan kanan nya mengelus lembut rambut Rina.
Kata dokter yang memeriksa tadi, Rina hanya telat makan jadi maag nya kambuh-- mungkin beberapa menit lagi akan sadar dan sesegera mungkin perutnya harus terisi makanan baru setelahnya meminum obat yang sudah diberikannya tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak
Tak
Tak
Suara langkah kaki yang saling bertubrukan mengalihkan atensi Dimas ke pintu masuk yang langsung menampilkan pemandangan Ninin yang sedang membungkukkan badannya dengan nafas yang memburu.
"Lo apain Rina!?"tuduh ninin dengan memincingkan matanya menatap Dimas tajam-- dengan nafas yang masih memburu.
Sedangkan sang empu yang ditatap tajam justru membalas tatapan Ninin dengan sorot yang kelewat datar.