(Slow update)
Hanya menceritakan sebuah cerita klise dimana memperlihatkan gampang susahnya Rina dalam merubah cowok playboy+nakal Menjadi cowok yang sebegitu bucin padanya.
"Keiiiiiiiii"teriakan Rina begitu menggelegar memenuhi setiap sudut rumah M...
Dingin dingin begini, Kei juga butuh yang anget anget .
. . . .
.....
08:15
"Eghh"
"Dalam hitungan ketiga kamu gak bangun-bangun, mami buang si kelo di jalanan!"
"Beneran ini!"
"Satu......"
"Kamu tau kan mami gak pernah bercanda sama omongan mami"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Duuua....."
"Tii-"
"Iya iya ck, ini udah mau bangun" tangan kekar itu perlahan menyibak selimut nya dengan gaya yang di pelan-pelankan. Baginya teriakan mami nya itu seperti alunan melodi yang menenangkan hati dan pikirannya.
duduk terdiam sambil berusaha membuka matanya yang susah diajak kompromi, Kei masih berusaha mengumpulkan sisa sisa nyawanya yang terbang di awan awan mimpi tanpa mengajak dirinya nya.
Cuaca dingin diluar membuat mata kei semakin sulit dibuka. Hujan hujan begini, kei juga butuh yang hangat-hangat dong. Bukan maminya doang.
"CEPETAN"teriak mami Lia menggelegar dengan tangan yang sudah bertengger manis di telinga kei, menariknya dengan mengeluarkan semua tenaga yang dimiliki nya. ia sudah terlalu geram menunggu terlalu lama, apalagi melihat polah tingkah kei dalam mengembalikan 100% nyawanya itu.
Lebih baik ia ikut membantu kei dalam proses pengembalian nyawa nya.
"Aduh aduhh, sakit mih"sambil meringis kesakitan kei bangun dari kasur empuknya, berdiri di hadapan sang mami dengan hanya memakai boxer tanpa atasan, sungguh kebiasaan yang buruk.
sepertinya rencana maminya berhasil. Melihat mata kei yang sekarang sudah terbuka lebar.
"Mangkanya, kalo orangtua ngomong tu didengerin"
"Jangan cuma hamhemhamhem, ngejawab nya iya, tapi gak dilakuin"marah mamih kei sambil tangan yang satunya lagi ikut bertingkah ingin mencubit cubit pinggang kei.
"kalo semalaman kerjaannya cuma main game terus terusan ya gini jadinya" sambil berusaha mencubit perut kei, "aduh aduh geli mih"tapi bukannya kesakitan, kei justru mengeluh geli.
"Ini lagi perut apa batu, keras banget"gerutu mami kei saat sekarang ia yang justru merasa sakit pada tangannya.
"Gak pernah ma-"
Meong
ucapan mami kei seketika berhenti saat mendengar kelo bersuaran. Menoleh ke kanan, netra tajam mami kei berusaha mengamati kamar, mecoba mencari keberadaan kelo.