Prioritas : 42

1.3K 116 12
                                    

Eka mengetuk pintu rumah Aruna kencang-kencang. Ia harus bertemu dengan gadis itu untuk menyelesaikan segala urusannya. Aruna itu gila, gadis itu benar-benar gadis gila karena sejak hari di mana Abila dan Lio berantem gadis itu sama sekali tidak memunculkan diri di sekolah.

Hari ini hari pengambilan rapot pun Aruna tidak terlihat. Akhirnya setelah acara pengambilan rapot selesai Eka memutuskan untuk berkunjung ke rumah adik kelasnya itu.

Sudah lebih dari sepuluh menit Eka ada di depan pintu rumah Aruna namun sama sekali tidak ada yang membukakannya pintu, padahal sejak tadi tangannya terus memencet bel bahkan mengetuk pintu dua lantai itu.

Eka menghembukan nafasnya. Jika bukan masalah nyawa ia ogah sekali berurusan dengan gadis liar seperti Aruna.

Eka diam, memilih bersandar pada tembok rumah Aruna.

Eka baru saja selesai rapat dengan Abila dan yang lain mengenai susunan freeclass yang mana bu Gilsha meminta anak mading untuk membentuk hal tersebut menjadi sebuah pengumuman yang indah.

Eka keluar ruang rapat bersama dengan teman sekelasnya dan saat teman sekelasnya sudah pergi duluan karena di jemput oleh ayahnya tiba-tiba Aruna muncul seolah gadis itu memang sudah menunggu kehadirannya.

Saat itu Eka bingung dengan Aruna tapi kebingungannya sinar ketika Aruna mengeluarkan uang dari dalam tasnya.

"Ini buat lo. Lusa ikut gue ke club, lo foto gue ketika lagi sama Lio, sisanya lo cetak foto itu terus lo masukin mading."

"Ga-

"Ambil kunci mading dengan cara lo. Gue mau foto itu terpajang dan terlihat oleh satu sekolah."

"Gue ga mau! Apa-apaan lo nyuruh gue! Lakuin sendiri!" Eka langsung berjalan meninggalkan Aruna namun belum sempat kabur Aruna sudah menarik rambutnya.

"Lakuin atau lo gue bunuh."

Eka menggeleng kuat. Aruna sialan! Bisa-bisanya dirinya takut hanya karena gretakan sampah. Eka membuka ponselnya untuk melihat pesan teks yang sudah ia kirimkan pada Aruna.

Arunanjing

Gue udah di tempt.

Gue udh selesaiin dan jgn cba cba lo sentuh gue.

Abila tau kalo ini ulah lo. Tanggung jwb gue di bawa ke BK.

Ah, anjing lo! Kmn aja lo g msk, tanggung jawab bngst!

Lusa gue krmh lo.

Read.

"Bangsat." desis Eka kesal. Pesannya dari kemarin hanya di baca saja oleh gadis iblis itu.

Eka kembali ke depan pintu, mengetuk dan memencet bel berulang kali namun sama sekali tidak ada jawaban.

Di pandangnya sekitar.

"Ini rumah apa kuburan sih, kuburan aja masih rame. Gue curiga ini rumah kosong." monolog Eka.

"Aruna!!"

"Astaga, Aruna buka!"

Eka terus berteriak. Aruna tuli atau mati di dalam sih? Sialan sekali gadis itu.

"Aruna-

"Berisik!"

"Astaga!" kejut Eka. Aruna tiba-tiba muncul dari samping rumah dengan hanya memakai celana pendek dan tengtop hitam.

Aruna menghampiri Eka yang masih diam di depan pintu rumahnya. Menatap Eka dengan malas.

"Apaan!?" tanyanya.

Prioritas [Selesai]Där berättelser lever. Upptäck nu