Prioritas : 37

1.3K 116 8
                                    

Koridor sekolah di hari ketiga freeclass ini begitu ramai padahal baru memasuki pukul setengah tujuh pagi. Apa karena tidak belajar jadi murid-murid itu jadi lebih bersemangat ke sekolah?

Abila turun dari motor Jayden. Seperti kesepakatan mereka sebelumnya, Jayden harus menjemput Abila dan jika pulang itu menjadi urusan Lintang.

Kedua orang itu berjalan seperti biasa, berbicara singkat untuk mengisi waktu.

Bisik-bisik siswa maupun siswi terdengar sampai ketelinga Abila. Abila memperhatikan kiri dan kanan untuk mengetahui apa yang terjadi, mengapa hari ini cukup ramai.

Kaki gadis itu berhenti, Jayden pun ikut berhenti dan memperhatikan arah yang sama dengan Abila. Di depan sana, tepatnya di dinding mading kelas sepuluh sangat ramai, ada apa di mading hingga sampai seramai itu? Perasaan hari ini Abila tidak menempelkan apapun di mading.

"Mau kesana ga, Bil?" tawar Jayden. Abila mengangguk.

Kedua remaja itu berjalan mendekat pada mading. Melihat kehadiran Abila selaku penguasa mading, siswa siswi itu langsung memberi jalan.

Abila melotot mengetahui foto apa yang ada di mading. Ada tiga foto dengan gaya yang berbeda dan satu lembar keterangan mengenai foto tersebut.

Jayden menepuk pundak kakak kelasnya itu dua kali, pasti ini cukup berat.

"Lo yang nempel, Bil?" bisik Jayden.

Spontan Abila menggeleng karena ini bukan perbuatannya.

"Kak Bila, yang sabar, ya."

"Sabar ya, Kak, Bila. Cowo banyak kok."

"Yang sabar, Kak."

"Jay, hibur dong cewe lo, kasihan tuh."

Ucapan beberapa siswa maupun siswi di terima baik oleh telinga Abila. Satu persatu mereka membubarkan diri membiarkan Abila dan Jayden menguasai mading.

Abila menunduk. Apa ini maksudnya? Apa ini bagian dari balas dendam Lio?

"Bil-

"Jayden duluan aja. Bila masih mau di sini."

Jayden mengangguk, menepuk pundak Abila sebelum ia meninggalkan Abila seorang diri di depan mading yang ada foto Lio dan Aruna.

Di perhatikan satu persatu foto itu. Pertama, ada foto Lio dan Aruna yang sedang duduk bersama dengan posisi tubuh Aruna yang bersandar pada Lio. Kedua, posisi Lio yang sepertinya sedang menarik tangan Aruna dan foto ketiga menampilkan Lio yang mengendong Aruna dengan gaya karung beras.

Abila mengambil nafasnya, kembali fokus dengan isi di mading hari ini. Abila membaca keterangan singkat yang mengatakan jika foto ini di ambil di salah satu club malam di daerah ini dan foto ini di ambil satu hari sebelumnya.

"Gini cara lo bales gue, Li? Pake cara gila ini?"

Abila terkekeh miris. Ia membuka salah satu resleting tasnya untuk mengambil kunci mading yang selalu ia bawa. Tangannya mulai risau saat ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan tiga kunci penting itu.

"Kuncinya kemana?"

Terus mencari kunci itu sampai Abila terduduk untuk mengeluarkan seluruh isi tasnya. Nihil.

Dengan cepat Abila memasukan kembali barang ke dalam tas dan berlari menaiki anak tangga untuk segera ke lantai atas. Mungkin saja Kuncinya tertinggal di kolong meja.

Abila berjalan dengan tergesa mengabaikan pembicaraan tantang dirinya yang naik daun.

Abila masuk ke dalam kelas. Ia langsung mendapat seragan mata dari banyak orang yang di kelas.

Prioritas [Selesai]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें