Prioritas : 17

1.3K 116 4
                                    

Mobil berwarna merah itu berhenti di depan rumah sederhana milik Abila. Sih pengemudi keluar lebih dulu, berjalan ke bagasi mobil untuk mengeluarkan belanjaan mereka. Tidak lama Abila ikut keluar, membawa beberapa plastik berisi makanan yang mereka beli di mall tadi.

Sesuai dengan apa yang di omongkan tadi, Lintang benar-benar mengantar bahkan menemani Abila berbelanja kebutuhan rumah hingga pukul delapan malam.

Abila datang, membantu Lintang menuruni barang-barang untuk di masukan ke dalam rumahnya.

Beberapa menit melakukan itu, akhirnya selesai. Mereka masuk kedalam rumah secara bersamaan.

Lintang lebih dulu menghampiri kamar Humairah dari pada ikut duduk dengan Abila di ruang tamu tadi.

Pintu kamar Humairah dibuka secara perlahan oleh Lintang dan nampaklah Humairah yang sedang duduk di ranjangnya dengan iped di tangannya.

"Assalamualaikum, Tante."

Humairah menonggak, tersenyum saat tau siapa yang mengunjunginya.

"Waalaikumsallam. Lintang apa kabar, Nak?"

Lintang mendekat, menyalimi Humairah lalu duduk di samping Humairah

"Kabar baik, Tante. Tante gimana, kakinya udah enakan?"

Menyingkirkan iped yang semula di tangannya, kini Humairah lebih memilih Lintang sebagai objeknya.

"Allhamdullilah, jauh lebih baik."

"Syukurlah." Lintang tersenyum.

Ia menatap Humairah dengan sorot kasih sayang layaknya seorang anak pada ibunya.

Sekilas saja, Lintang memang mengenal Humairah sejak lama apa lagi sebelumnya Lintang menjadi pelanggan tetap di cafe milik Humairah yang sekarang sudah menjadi milik Abila.

Pada dasarnya Lintang memang memiliki jiwa yang kalem dan pembawaan yang ia miliki pun adem, jadi setiap orang yang dekat dengan dirinya akan merasa nyaman.

"Abilanya mana, Tang?" Humairah bertanya membangunkan Lintang dari alam bayangnya.

"Masih di ruang tamu, Tan. Capek dia berjam-jam muterin mall bahkan kita dua kali masuk mall gara-gara Bila lupa beli kebutuhan Tante." papar Lintang secara jelas.

"Bila pasti capek."

Lintang memberikan senyum keyakinan pada Humairah, "Engga, kok, Tan. Bila kelihatan seneng kok."

Humairah diam, menyiapkan kalimat yang pas untuk bertanya pada Lintang mengenai biaya yang anaknya keluarkan saat berbelanja tadi.

"Tadi belanja habis berapa, Tang?"

Lintang nampak gugup, bagaimana pun ia tidak boleh memberitau yang sesungguhnya mengenai nominal yang di keluarkan oleh Abila tadi.

"Tiga jutaan, Tan." jawab Lintang dusta.

Humairah menggut-manggut mengerti. Ia kembali mengambil ipednya.

Lintang yang sadar jika ia harus keluar dengan sesegera mungkin mencari alasan yang masuk di akal.

"Tante, mau ikut makan, ga? Tadi kita beli makan."

Humairah menggeleng, "Engga, kalian aja. Tante baru habis minum susu, tuh." Humairah menunjukan gelas yang ada di atas nakas.

"Tante buat ke dapur? Aduh, Tan, nanti kalo kakinya sakit-

"Tante ga kedapur, tadi sebelum berangkat Bila tinggalin susu sama air panas di termos kecil, tenang aja." jawab Humairah memotong ucapan Lintang.

Prioritas [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang