Prioritas : 13

1.4K 136 10
                                    

Baru lima menit bu Tina keluar kelas. Lio sudah bangun dari duduknya kemudian melangkah keluar kelas dengan cepat. Lia dan beberapa temannya berfikir jika Lio pergi keluar dengan terburu karena ingin menemui Abila yang katanya ada di UKS namun kaki itu malah melangkah turun ke lantai satu, berbelok ke kanan di mana kantor atau ruang BK berada. Bukan kiri. UKS berada.

Lio mengetuk pintu berbahan kaca sebanyak tiga kali sebelum ia melangkah masuk kedalam. Di dalam ada tiga guru yang sedang duduk di kursinya masing-masing namun pandangan Lio langsung tertuju kepada guru bersanggul yang tengah memarahi seorang gadis di depannya yang nampak ogah-ogahan.

Siapa lagi kalo bukan gadis pembuat onar, langganan BK. Aruna. Gadis cantik dengan senyum manis namun sayang prilakunya tidak semanis seperti yang senyumnya perlihatkan.

Sebelum melangkah lebih dekat, laki-laki itu menghembuskan nafasnya pelan kemudian mengambil nafas lagi agar nanti jika guru itu mengomel Lio sudah memiliki pasokan udara yang cukup.

"Permisi, Bu. Ada apa, ya?"

Guru itu menonggak menampilkan pesona galaknya, alisnya bersatu dalam sebuah lengkungan, "Oh, kamu."

Lio spontan mengangguk.

"Sebenernya ini ga ada sangkut pautnya sama kamu, tapi karena Aruna yang udah buat masalah jadi Ibu titip salam tadi untuk bilangin kamu kalo gadis ajaib ini sedang sama saya."

"Dan, ternyata kamu masih memegang janji yang kamu buat. Bagus." lanjut guru itu.

Lio berdehem pelan, "Iya, jadi Aruna buat salah apa lagi, Bu?"

Bu Rasti meletakan botol kecil berisi lem yang sudah tinggal sedikit.

"Gadis nakal ini - ujar bu Rasti sambil menunjuk-nunjuk Aruna yang ada di depannya dengan penuh emosi - menaruh lem di kursi guru dan bu Nera yang menjadi korban!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gadis nakal ini - ujar bu Rasti sambil menunjuk-nunjuk Aruna yang ada di depannya dengan penuh emosi - menaruh lem di kursi guru dan bu Nera yang menjadi korban!"

Lio melirik Aruna yang duduk di depannya dengan tubuh bersandar dan mata terpejam.

"Lalu?"

Bu Rasti menatap Lio penuh harap, "Kamu jaga anak ini, saya kasih hukuman lari lima puluh kali memutari lapangan."

"Bu! Bentar lagi balik!" tiba-tiba Aruna berucap seperti itu membuat bu Rasti sempat terkejut.

Mata guru itu melotot bahkan hampir keluar dari kelopaknya, berani sekali anak bau kencur meneriakinya.

"Tidak ada bantahan!" bu Rasti kembali melihat Lio yang masih berdiri di belakang Aruna, "Kamu jaga dia sementara, nanti akan saya yang gantikan ketika bel pulang."

Lio mengangguk, "Baik, Bu."

Aruna memutar kepalanya menatap Lio. Bola matanya memelototi Lio, "Baik, Bu, baik, Bu. Baik gigi lo tonggos! Gila aja tengah hari bolong gini gue suruh lari keliling lapangan yang gedenya ngelebihin kolam renang rumah lo! Sinting lo."

Prioritas [Selesai]Where stories live. Discover now