22 : Kasihan or Perduli?

Mulai dari awal
                                    

Sungguh, Revan sudah jengah berada disana. Jika bukan karena kasihan kepada gadis sinting itu, Revan tidak akan sudi membeli benda yang bernama pembalut ini!

▪▪▪

Revan memencet bel apartemen Ovie. Setelah membeli benda yang bernama pembalut itu, Revan segera pergi menuju apartemen Ovie.

Dan saat ini dirinya tengah berdiri sambil menunggu pintu yang terbuka.

Cukup lama Revan menunggu sampai akhirnya pintu itu terbuka lebar menampakan seorang gadis yang melihatnya terkejut.

"Lama!" Ucap Revan singkat.

"Revan?! Ini beneran lo?!" Tanya Ovie tak percaya.

"Mata lo rusak?"

Gadis itu hanya menggeleng polos menanggapi pertanyaan Revan. Revan hanya memutar bola mata malas dan menyerahkan sebuah kresek berwarna putih kepada Ovie.

"Apaan?" Tanya Ovie mengernyit dan menerima kresek itu. Ovie membuka kresek itu dan melihat isi didalamnya.

"Astaga.. lo beneran beliin ini buat gue?!" Kaget Ovie dan melihat Revan serta isi yang ada dikresek itu bergantian.

"Itu tandanya lo udah ada rasa sama gue dong, Re???" Ucap Ovie lagi dan senyuman mengembang diwajahnya.

Tapi, Revan hanya menatap datar gadis yang ada dihadapannya ini.

"Gue balik"

"Eh tunggu!" Cegah Ovie mencekal tangan Revan.

"Apa?!" Sentak Revan dan menatap Ovie tak suka.

"Jangan pulang dulu. Temenin gue makan. Sebagai ucapan makasih gue karena lo udah beliin gue pembalut sebanyak ini" ucap Ovie tersenyum penuh harap.

Revan tersenyum miring, "itu ga sebanding sama malunya gue!"

"Iya gue tau. Mau ya? Soalnya gue masak kebanyakan. Sayang kalo lebih terus gue buang"

Revan menghembuskan nafas pelan setelah melihat wajah memohon dari Ovie.

"Ga lama" ucap Revan alkhinya yang mendapat senyuman manis dari Ovie.

"Ayo!" Revan hanya diam saat Ovie menariknya masuk kedalam apartemennya.

Revan duduk disofa sementara Ovie pergi kekamar untuk menyimpan pembalut yang tadi Revan beli.

Revan hanya diam melihat Ovie yang melangkah cepat dan duduk dihadapannya dengan senyum yang tidak kunjung pudar.

"Lo mau terus liatin gue atau mau makan?!" Ucap Revan yang membuat Ovie tersentak.

"Iya bentar. Gue masak dulu" jawaban Ovie membuat Revan mengernyit.

"Lo bilang lo udah masak banyak?"

Ovie menggeleng santai dan beranjak dari duduknya. Berjalan menuju dapur dengan langkah pelan, "gue bohong. Ini baru mau masak"

Revan hanya menatap punggung kecil Ovie yang sedang sibuk berkutat dengan bahan masakannya dengan datar. Kemudian Revan beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu apartemen Ovie.

Namun Revan mengernyit bingung setelah menarik gagang pintu apartemen Ovie.

"Ngapain? Pintunya udah gue kunci otomatis. Lo cuma bisa keluar setelah lo makan malem sama gue" Ucapan Ovie membuat Revan mendengus kasar.

"Mau lo apa sih?!" Bentak Revan yang melihat Ovie tengah menatapnya dengan memainkan spatula ditangannya.

"Lo makan malem sama gue. Ya udah, lo duduk manis aja disofa, gue mau masak dulu. Yaa kurang lebih setengah jam selesai lah.. sabar ya my Revan..." jawab Ovie dan melenggang pergi kedapur.

Revan menendang sofa keras. "Dasar cewek sinting!!!"

"Gue denger..." teriak Ovie dari dapur mengikuti kata - kata Revan yang selalu dia ucapkan ketika Ovie sedang mengumpatnya.

Revan hanya diam dan duduk kembali disofa. Memejamkan matanya sejenak. Jujur saja, Revan pusing meladeni sikap Ovie yang selalu saja seenaknya.

Dan yang paling penting, kenapa juga dirinya harus kesini dan mengasihani gadis sinting itu??

Ah benar - benar menyebalkan!

▪▪▪

▪21 Februari 2021😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



21 Februari 2021
😄

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang