Terbang pada langit ketujuh

855 111 11
                                    

Mungkin, setiap manusia pernah menerka-nerka. Bagaimana takdir sebenarnya berjalan? Bagaimana caranya hidup bertahan? Bagaimana keajaiban dapat berdatangan?

Namjoon pula hanya mengetahui satu hal, bahwa takdir, hidup dan keajaibannya ada pada satu sosok disamping tubuhnya. Jung Hoseok. Pemuda kecil itu benar-benar lihai dalam mempermainkan seluruh semesta nya. Seketika hancur, lalu kembali disusun secara berantakan.

Namjoon hanya tahu, bahwa segala hal akan berjalan dengan baik dan manis jika hanya bersama Hoseok. Memiliki belahan jiwa, juga dua orang buah hati terasa begitu cukup untuk pemuda jangkung itu.

Saling percaya.

Saling mencintai.

Saling menyayangi.

"Namjoon!! Kalo lantai masih basah, jangan diinjek dulu!!"

"Namjoon!! Kalo udah gosok gigi, simpen lagi dong yang bener!!"

"Namjoon!! Kaos kaki lo simpen dalem sepatu, jangan sembarangan ah!!"

Namjoon, Namjoon dan Namjoon. Sebelumnya, pemuda jangkung itu tak pernah sebahagia ini jika terkena omelan Hoseok. Tapi entah kenapa, untuk sekarang mungkin suara nyaring Hoseok saat mengomel adalah favoritnya yang kesekian.

Benar, ini kenyataan. Bukan lagi mimpi menakutkan.

"Iyaaa sayang, maaf..."

Hoseok terkekeh gemas, saat melihat dua buah hatinya tertidur berdampingan diatas kasur. Memang tidur siang adalah hal ternikmat manusia, melepas penat yang entah berapa macam. Mempersiapkan diri untuk waktu senja, bicara bersama hangatnya mentari dan detakan jarum jam.

"Liat deh Joon," Hoseok berbisik pelan pada pemuda jangkung disampingnya. Seraya menunjuk dua buah hatinya disana

Namjoon tertawa ringan, "Seojun seneng banget punya adek cewek"

Hoseok mengangguk menyetujui, sembari mengelus lembut puncak kepala dua buah hati yang teramat ia cintai. Mengecup pipi bulat milik keduanya bergantian, lalu segera bangkit dari atas kasur.

"Gue masak buat makan malem dulu ya," Hoseok menyempatkan memberi satu kecupan manis pada puncak hidung Namjoon

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Gue masak buat makan malem dulu ya," Hoseok menyempatkan memberi satu kecupan manis pada puncak hidung Namjoon. Dan diangguki pemuda jangkung itu semangat.

Hoseok segera berjalan keluar dari dalam kamar, menuju dapur besar dilantai bawah. Tak menyadari jika Namjoon ikut melangkah dibelakangnya. Bergerak dengan lincah, memilih beberapa sayuran juga daging untuk dimasaknya. Hoseok mencoba menemani keheningan dalam dapur, dengan menggumamkan sebuah lagu favoritnya.

"Seok," Namjoon menepuk bahu pemuda kecil itu lembut, yang justru dibalas pekikan kaget dari Hoseok.

"NAMJOON!!"

Sweet Home • namseok • [ End ✓ ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin