Takdir membisik

910 123 39
                                    

Namjoon awalnya tidak percaya akan keajaiban. Namun, semenjak dirinya memiliki Hoseok ia mulai merasakan dan percaya keajaiban itu benar-benar ada.

Menurut Kim Namjoon, Jung Hoseok itu bukan hanya manusia biasa. Tetapi, manusia yang berisi sejuta pesona. Sosok yang begitu dipuja oleh banyak orang, namun si empunya nama selalu tidak percaya diri dan merasa tak ada yang menyukainya.

Seringkali, Namjoon memberitahu bahwa begitu banyak yang menyukai Hoseok. Lagi-lagi, si pemuda kecil itu mengelak. Dengan mengatakan, mungkin mereka hanya tertarik sesaat saja.

Namjoon juga tak terlalu mempercayai takdir, sebelum Hoseok benar-benar datang pada hidupnya. Pemuda jangkung itu sempat ragu, saat Hoseok pergi jauh. Tak dapat kabar, ataupun pesan dari lelaki favoritnya.

Tidak dapat Namjoon sangkal, bahwa dirinya benar-benar jatuh hati pada Jung Hoseok.

Menatap pintu ruang putih itu dengan khawatir, pergerakan jemari lentik milik Hoseok membuatnya bahagia bukan main. Lagi-lagi keajaiban, hadir ditengah-tengah kesedihan dan putus asa Namjoon.

"Ayo Hoseok, sayangnya Namjoon... Lo harus bangun,"

"Gausah kesini dulu, gue lagi pusing. Nanti ya, gue kabarin lagi." Namjoon mematikan sambungan telepon pada Seokjin, yang tiba-tiba menelponnya saat mengetahui Hoseok ada dirumah sakit.

Pemuda itu menghela napas panjang, memilih untuk mendudukan diri pada kursi besi dingin disana. Seharian ini ia tidak kembali kerumah, untuk sekedar mencari makanan saja Namjoon tak ingin.

Langit juga mulai menggelap, namun tak menjadi satu ketakutan bagi Namjoon. Ia masih setia berada didepan ruang operasi. Menunggu dokter yang kembali masuk, sedari satu jam yang lalu setelah teriakan nyaring darinya terdengar.

Keadaan di lorong itu sudah menyepi, orang tua Namjoon dan Hoseok memilih untuk pulang terlebih dahulu. Mengambil beberapa pakaian salin untuknya juga Hoseok. Dan sang buah hati, dipaksa untuk ikut pulang. Anak lelaki itu juga, sama kacaunya seperti Namjoon.

"Tuan Namjoon,"

Pemuda itu mengangkat wajahnya yang sedari tadi ia tumpu pada kedua telapak tangannya. Menatap Dokter yang telah keluar dari ruang operasi, "Iya Dok? Hoseok baik-baik aja kan?"

Dokter lelaki tua itu tersenyum tipis, "Ini keajaiban Tuhan. Bagaimana bisa, orang yang sudah berada ditengah kematian kembali hidup."

"J-jadi, Hoseok..." Raut bahagia itu tak dapat Namjoon tahan, menghasilkan anggukan kepala dari sang Dokter.

"Iya, Tuan Hoseok selamat. Setelah jantungnya kembali berdetak, dan memompa darah pada tubuhnya la—"

"Terimakasih banyak Dok, terimakasih..." Namjoon memeluk tubuh sang Dokter erat, rasa senang yang menggebu-gebu begitu mengharukan.

Dokter itu menepuk punggung Namjoon beberapa kali, membuat pemuda jangkung itu langsung melepaskan pelukannya. "Tapi maaf, Tuan Hoseok—"

"Kenapa Dok?"

Lagi, dunia Namjoon kembali luruh berantakan. Rasa bahagia yang sempat menghampirinya, mulai melayang entah kemana. Tubuhnya kembali limbung pada atas lantai, dan air bening yang tak henti menuruni pipinya kembali hadir.

"Tuan Hoseok koma. Kemungkinan kecil untuk kembali sadar sepenuhnya,"

"Kasep..."

Namjoon membuka matanya, saat mendapat elusan lembut pada bahunya. Mendapati wanita kesayangan Hoseok, berada dihadapannya.

Sweet Home • namseok • [ End ✓ ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon