Beauty Psycho 14 : Diskusi

1.9K 380 7
                                    

Halo, semuanya!

Apa kabar?

Duh, judulnya ganti lagi, kurang srek sama judul yang kemarin. Makanya ganti lagi.

Happy Reading!

_

"Akhirnya ..." Ana menghela nafas lega saat mobil yang ditumpanginya berhenti lalu menatap Nia yang tersenyum kecil. Beberapa menit yang lalu, Nia datang ke rumah Ana untuk menjemputnya dan pergi ke rumah Netta.

Nia tampak menatap rumah Netta, "Sunyi, anjir!"

Ana terkekeh mendengar umpatan frontal itu, "Komplek perumahan elit emang kayak gini, Nia." Gadis itu membuka pintu mobil dan keluar.

Nia ikut keluar lalu mengangguk, "Well, berarti cuma gue yang tinggal sendirian di apartemen," ucapnya lalu berjalan disamping Ana.

Ana mengernyitkan dahinya, jadi selama ini Nia tinggal sendirian? Tidak heran sih, Ana sempat berpikir apa Nia tidak dimarahi  selalu pulang telat karena ekskul?

Ternyata gadis humoris dan hiperaktif ini tinggal sendirian.

"Selamat malam!" sapa Nia saat seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"Siapa kalian?" Suara dingin itu membuat Ana dan Nia meneguk ludah karena wanita paruh baya dihadapannya tampak sekali tidak menyukai kehadiran mereka berdua.

"Ne-netta-nya ada, Tante?" tanya Nia galagapan membuat wanita dihadapannya mengernyitkan dahinya. "Ngapain cari anak saya?

Jadi ... si pemarah ini ... tidak-tidak! Maksudnya wanita ini mamanya Netta? Tidak heran, sih. Sifat mereka berdua sama menyebalkannya menurut Nia.

"Mama!"

Suara dari dalam membuat wanita itu membalikkan badan. Ana dan Nia saling tatap sebelum ikut mengintip. Disana, berdiri seorang gadis berkacamata yang cantik sedang menatap mamanya frustasi.

"Kami mau ngajak Netta keluar, Tante," celetuk Nia. Wanita itu langsung menatap Netta tidak percaya sebelum kembali memusatkan atensi kepada Ana dan Nia.

"Tidak boleh! Netta sedang belajar, tidak bisa diganggu!" Ana dan Nia tentu saja terkejut dibuatnya. Apalagi, sebelumnya Netta mengatakan kalau mamanya sedang tidak ada di rumah.

Mengapa jadi seperti ini?

Tidak mungkin kerja kelompok ini gagal, 'kan?

Netta yang melihat sikap mamanya menghela nafas jengah, "Ma, aku lagi kerja kelompok. Mama mau larang?" tanyanya selembut mungkin.

Sonya, wanita itu menatap anaknya menelisik, mencari kebohongan di manik hitam anak perempuannya, tetapi tidak ada. "Oke, kamu boleh keluar sekarang. Tapi, bukan berarti tugas kamu udah selesai, ya! Setiap jam yang kamu tinggalkan, waktu itu juga yang akan kamu tebus!"

Netta menahan diri agar tidak menangis saat ini. Bahkan, Sonya tidak membiarkan dirinya istirahat sedikitpun setelah ini.

"Iya, Ma. Aku ngerti, kalau aku pergi 2 jam, aku bakal belajar 2 jam juga setelah pulang."

Sonya tersenyum kemenangan melihat kepasrahan anak semata wayangnya itu. Dirinya lalu tersenyum angkuh dan menatap Ana serta Nia yang sedari tadi menatap keduanya kikuk.

"Awas kalau main-main, ya! Belajar yang benar, jangan kebanyakan main!"

Lah ngatur, batin Nia kurang ajar.

Ana dan Nia tersenyum kompak, "Iya, Tante. Kami bakal belajar sampai ajal menjemput, kok." sindir Nia. Walaupun ia tidak terlalu menyukai Netta yang seenaknya.

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now