Beauty Psycho 46 : Usut Punya Usut

1.3K 232 7
                                    

Halo! Selamat Pagi.

Oh, ya, saya cuma mau bilang kalau nama adik perempuan Sean saya ganti menjadi 'Shea' biar miripan gitu. Gapapa, 'kan?

Happy Reading!




***


MEI 2013

Edison adalah pengusaha yang licik. Ia tidak akan sukses begitu saja jika hanya mengandalkan beberapa hal. Sudah berapa kali ia mengotori tangannya hanya untuk membasmi hama-hama yang ia anggap menganggu.

Itu bukan hal yang baru lagi. Orang rumahpun tidak kaget lagi. Memang begitu, bukan? Yang lemah tidak akan hidup di dunia yang kejam ini.

Yang lemah akan cepat tersingkirkan. Yang kuat dan berkuasalah yang selalu berada di atas. Tapi, lelaki itu tidak tahu, apa saja konsekuensi yang akan ia hadapi.

Yang licik memang akan lebih berpengalaman tentang kehidupan. Tetapi ia akan menjadi orang paling bodoh diakhirat.

Mengotori tangan seperti itu, hanya untuk menjebak makhluk Tuhan, bukankah sangat tidak manusiawi?

Edison menjadi lelaki yang brutal juga tidak kenal apa itu cinta. Ia melakukan apa yang ia mau. Tidak ada yang mau mengkritik dirinya.

Nyatanya, orang-orang hanya berpura-pura buta dan tuli jika melihat hal buruk yang dilakukan Edison. Karena ... keluarga Alexander berpengaruh.

Menjadi pengusaha atau politikus. Tidak ada sejarahnya keturunan mereka hidup melarat. Mereka dididik kejam dan licik sejak dini.

Mereka juga ... memiliki bisnis ilegal.

Menyingkirkan saingan dan tidak mudah percaya dengan orang. Kepercayaan hanya akan membunuh seseorang.

Saat ini lelaki berkulit kuning langsat itu sedang berhadapan dengan seseorang yang selama ini dirumorkan sangat baik itu. Cih! Edison ragu jika masih ada orang baik di dunia ini.

Dilihat dari wajahpun, ia seperti lelaki yang tidak ingin ikut campur dalam permasalahan orang lain.

"Anda bisa bersikap santai, Mr. Pradipta. Anggap pertemuan teman lama." Edison memulai dengan senyuman tipis, menatap Martin.

"Bisakah? Kalau begitu, saya aka berbuat demikian." Martin menjawab dengan tenang.

Awalnya, perbincangan itu mengalir dengan biasa-biasa. Tapi, entah mengapa pembicaraan mereka menjadi melenceng dan menyebabkan masing-masing merasa panas.

Edison terang-terangan memprovokasi lelaki bernama lengkap Martin Pradipta itu, tetapi lelaki itu malah menanggapi dengan tenang.

"Ah, saya baru tahu Mr. Alexander yang namanya tersohor dimana-mana malah mempercayai rumor murahan. Sungguh disayangkan." Martin berkata tenang sambil menyeruput kopi.

Apa ia tahu bahwa Edison merasa tersinggung?

Ini sungguh penghinaan. Martin seakan menegaskan bahwa Edison adalah lelaki kurang kerjaan yang sukanya bergosip seperti para wanita.

Lelaki matang itu mengepalkan tangannya, tetapi terlihat jelas wajahnya masih tidak terganggu. Duplikat sekali seperti Elisha.

Edison hanya terkekeh kecil menanggapinya. "Sayang sekali, saya kira Anda adalah seseorang yang tidak ingin ambil pusing dalam banyak hal," sahut lelaki itu.

Martin tersenyum, menutupi rasa muaknya terhadap lelaki menjijikkan dihadapannya ini. "Stigma masyarakat membuat saya menjadi lelaki bermulut suci, berwajah tidak berdosa, tetapi bertindak seperti iblis."

Beauty Psycho (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang