MPG 13 : 6 Bulan

1.9K 337 3
                                    

Elisha menatap pepohonan Pinus sambil menikmati secangkir teh hijau hangat. Suhu udara yang dingin membuat gadis itu beberapa memasukkan tangan ke saku bajunya.

Angin tampak berhembus lebih kencang dari biasanya, ia menatap langit biru yang mulai kelabu.

"Aku sayang kamu, Sha."

"Aku benci padamu!"

Suara-suara bersahutan terdengar begitu mengganggu, tetapi gadis itu hanya bisa mencengkram erat cangkir dengan wajah gemetar.

"Gue benci ... gue benci lo"

Gadis itu memejamkan matanya sambil menghela nafas, "Sekarang ... gue yakin waktu gue nggak banyak lagi," ujarnya lirih.

"Tapi, apa gue mengaku aja, ya?" sambungnya tersenyum miris.

Semua permasalahan yang ada, tidak membuatnya tenang. Malahan ... dirinya semakin tertampar dengan kenyataan.

"Perlu sesuatu, Nona?" Suara laki-laki membuat Elisha membuka mata, tetapi ia tidak menoleh, ia cukup familiar dengan suara ini.

"Tidak, Don," sahutnya. Tidak ada yang ia inginkan saat ini, dirinya tidak memerlukan apapun. Setidaknya ... sekarang.

Don, lelaki itu menghela nafas, "Saya tau Anda sedang stress. Apa yang Anda inginkan?" tanyanya, ingin mengurangi sedikit masalah majikannya.

Elisha diam saja sebelum berkata, "Tidak ada, jadilah Anjing yang baik untukku," jawabnya sambil memejamkan mata, Don tersenyum.

Elisha memang sedari dulu seperti ini. Tidak pernah kelihatan tidak baik-baik saja, jika itu terjadi, gadis ini akan mengurung diri di kamar.

Tidak membiarkan satu orangpun melihatnya terluka, bahkan anjing-anjingnya sekalipun.

"Bukan ini jawaban yang saya inginkan, Nona."

Dari semua orang yang Elisha pekerjakan, hanya Don saja yang bisa berkata seperti ini. Padahal, sering sekali Elisha mengancam lelaki itu untuk tidak banyak ikut campur.

Elisha lagi-lagi terdiam beberapa detik sebelum menoleh sambil tersenyum tipis, "Ada sesuatu yang gue inginkan ..." Gadis itu menatap seekor burung gereja yang hinggap di balkon.

Burung itu lalu terbang dengan cepat. Mengepakkan sayapnya, burung itu terlihat begitu bahagia.

"... kebebasan dan pengampunan"

***

Kelompok 1

+6253565xxxxx menambahkan anda.

+6253565xxxxx
Gue Nia, temen sekelas kalian, ini grup kelompok kita.

+6277987xxxxx
Oke, bagus. Gue Netta, save nomor gue.

+6215637xxxxx
Ana, gue Ana. Save ya!

+6253565xxxxx
Para pejantan mana?

Anda
Dpt no gw drmn?

Tentu saja Elisha sedikit keheranan, nomor handphonenya tidak didapatkan sembarangan. Elisha terlalu malas untuk memberi kabar dengan orang.

+6253565xxxxx
Ah, dari Ridwan, pacar lo, 'kan?

Oh, iya. Elisha baru mengingat kalau para anjing-anjingnya memiliki nomor handphone dirinya. Omong-omong, Elisha sungguh tidak mengingat siapa Ridwan.

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now