Ekstra Part

3.2K 385 87
                                    

Hasil sidang terakhir sukses membuat Elisha menahan tangisnya. Bagaimana tidak, Elisha dinyatakan tidak bersalah. Apalagi, saat ketukan palu dari hakim membuat Elisha tak bisa membendung air mata bahagianya.

Dirinya dinyatakan tidak bersalah. Apa yang terjadi hanyalah kecelakaan, bukanlah pembunuhan tidak disengaja. Walaupun terungkap bahwa Elisha sempat mencekik Elisha yang asli, ia mendapatkan alasan pemaaf.

Alasan penghapusan pidana ini terdapat pada pasal 49 KUHP hingga Elisha tidak dipidana. Hal itu membuat Elisha merasa lega. Semuanya adalah kecelakaan, dan Elisha membayar rasa bersalahnya dengan memenjarakan orang yang tepat.

Saat sudah keluar dari sel tahanan, Elisha dapat bertemu dengan orang-orang yang ia kenal. Elisha tersenyum kaku saat melihat Millie, Mario, dan Hans.

Di mana mereka tadi hingga datang setelat ini?

Menghela nafas, Elisha hanya berusaha untuk maklum. Dirinya tak bisa menatap mata Millie dengan benar karena merasa bersalah atas segala kebencian dan keraguan yang ia limpahkan pada wanita itu.

Elisha mengalihkan pandangannya tepat saat Millie menghambur ke pelukannya. Gadis itu kembali tersenyum kaku, dan dia tidak ada pilihan selain membalas pelukan erat itu.

"Akhirnya ...." Millie mendesah dengan air mata yang mengalir. Suaranya parau dan ia sangat merasa senang dengan fakta bahwa Elisha tak lagi tersangkut kasus kematian keponakannya.

Elisha tersenyum dan menepuk-nepuk punggung Millie dengan pelan. Tanpa bisa dicegah, dadanya menghangat mendapatkan satu pelukan yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.

Tanpa bisa dibendung, pelupuk mata Elisha digenangi dengan air matanya sendiri. Gadis itu membiarkan Millie menumpahkan kerinduan dan kesenangannya.

"Sekarang, tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita, sayang. Mama menyayangimu."

Mama menyayangimu

Kalimat itu semakin membuat Elisha tertarik kedalam suasana yang semakin sedih. Elisha mencoba tersenyum lebar walaupun matanya menitikan setetes air mata.

Setelah itu, Millie mengurai pelukannya. Dengan canggung, wanita itu mengajak anak gadisnya untuk mengobrol. Elisha menanggapi Millie dengan sopan, setelah apa yang terjadi, Elisha tahu bahwa mamanya ini tidak seburuk yang ia pikirkan.

"Mama pulang dulu, ya? Kamu bareng kekasihmu aja," ujar Millie tiba-tiba dengan kerlingan nakal membuat Elisha mengernyitkan dahi.

Elisha merasa bahwa ada seseorang disampingnya, itu sebabnya gadis itu menoleh dan mendapati seorang pemuda tampan tengah menatap dirinya dengan senyum tipis.

Ah, sekarang Elisha paham mengapa mamanya bertingkah demikian. Lihatlah bagaimana wanita paruh baya itu menatapnya, menggoda.

Kekasih? Hm, itu cukup membuat pipi Elisha merona karena malu. Diksi itu seperti tidak tepat untuk hubungan tanpa status yang mereka jalani selama ini.

Tepat setelah Millie pergi, Sean berdehem. Pemuda itu melirik Elisha yang ada disampingnya. Elisha ikut berdehem karena merasa tidak nyaman dengan suasana.

Gadis itu diam-diam memegang dadanya yang bergemuruh. Kedatangan Sean sukses membuat Elisha salah tingkah. Apalagi mengingat bahwa Sean menunggu hari baik ini, argh Elisha tak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasakan.

Sebuah tubuh yang hangat tiba-tiba mendekap erat Elisha yang mematung seketika. Dengan mata terbelalak, Elisha membeku dipelukan Sean.

Pemuda itu mengelus lembut rambut Elisha membuat gadis itu merinding. Sekali lagi, Elisha memegang dadanya untuk mengetahui seberapa berpacu cepatnya detak jantung saat ini.

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now