Beauty Psycho 93 : Terkumpulnya Nama Tersangka Dan Bukti

1.1K 242 27
                                    

"Apa yang sudah kubilang, Edison! Gadis itu memiliki 1001 cara licik di otak kecilnya itu!" Erika berseru kesal bersamaan dengan Edison yang mendengus.

Istrinya ini bukannya membantunya mencari cara malah memojokkannya dengan ucapan di masa lalu. Sekali lagi, Edison mendengus sebal.

"Sudah kubilang, mengungkapkan bahwa Elena adalah anakmu itu adalah hal yang buruk!" kecam Erika, sekali lagi mengutarakan kekesalannya.

"Kau pikir, sekali ajakan membuat Elena langsung berada dibelakangku? Iya!? Tidak semudah itu! Kau pikir berapa tahun ia tersiksa di rumah hah hingga dirinya mau-mau saja memihak dirimu!?"

"Diamlah, Erika!" bentak Edison mulai kehabisan kesabaran.

Erika tertawa mengejek tanpa menghiraukan bentakan Edison sebelumnya. "Sekarang apa? Kau kelimpungan sendiri saat rencana ini tidak berjalan mulus, bukan?"

"Benarkan, Edison?" Sekali lagi Erika terkekeh mengejek dengan sinis. "Kau membuat Elena berada di titik puncak dalam hidupnya saat kau hancur."

Edison terdiam, tangannya mulai gemetaran memikirkan kemungkinan yang bisa saja terjadi. Lelaki itu memilih untuk mematikan laptop dan memejamkan mata untuk tidur, tetapi suara Erika kembali terdengar.

"Jika Elena mengetahui ini, sudah dipastikan kita berdua tidak akan selamat, Edison! Tak cukupkah kita bercerai dalam damai? Dan sekarang kau membuatku semakin terseret dalam dendam gadis itu!?" pekik Erika tak tertahankan.

Ia sudah mewanti-wanti suaminya itu sebelumnya tetapi apa respon Edison? Ia menganggap itu seperti lelucon dan mengabaikannya begitu saja.

Mata Edison perlahan terbuka. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan tidak terartikan. Ia tertekan dan merasa kesal dengan apa yang menimpanya.

"Itu semua jelas direncanakan! Elena tak sendirian dalam melakukan ini. Dan sekarang apa? Dia membaca anak Pradipta itu dalam rencananya" Erika sekali lagi mengutarakan unek-uneknya.

Erika bersedekap dada lalu mendengus.  "Elena terlalu naif hingga dia tidak sadar seberapa besar dia berusaha pun kita akan mengetahui ini juga seperti saat dia menemui Hans William."

"Ah, bahkan baru-baru ini Millie pulang ke rumahnya. Aku kira, dia akan selamanya bersembunyi dan meninggalkan anaknya terlantar," sambung Erika membuat Edison mengernyitkan dahi.

"Millie William sudah pulang?"

"Kau tidak tahu?" Erika beranjak menaiki kasur dan merebahkan diri disamping sang suami. "Millie sudah pulang," tambahnya.

Edison terkekeh tak percaya lalu mendengus. "Apa yang Elena coba rencanakan hingga ibunya langsung pulang ke Indonesia?"

"Entahlah, coba kau pikir saja sendiri! Aku sudah pusing dengan semua masalah yang timbul."

"Tak masalah." Edison menghela nafas. "Aku yakin, Elena akan bergerak dalam waktu dekat dan di saat itu juga, aku akan bertindak."

Erika hanya mengangguk dengan wajah yang masih sebal. "Kau harus mengingat itu, Edison. Jika tidak, kita akan mati."

Edison menyeringai. "Tenang saja. Tuhan akan selalu berpihak kepada kita."


***



"Ahhh, ternyata anak dari Martin mulai merencanakan segalanya sendiri, ya?" Dino menyeringai tetapi ia menyembunyikan rasa kekesalan yang memuncak akibat apa yang ia dapatkan.

Nita mendengus dengan kesal. "Anak tidak tahu malu. Sudah dibesarkan malah tidak tahu diri! Keturunan Pradipta memang sampai akhir membuatku muak!" katanya kesal.

Beauty Psycho (END)Where stories live. Discover now