51. Semoga Bahagia

3.1K 260 88
                                    

"sakit itu ketika melihat orang yang kita sayangi bahagia dengan orang lain."

Lang apa sebaiknya lo beritahu yang sebenarnya pada Senja," saran Jio pada Langit.

"Gue gak mau Yo," jawab Langit.

"Kenapa? Dia pasti ngerti kok," sambung Awan.

"Gue gak mau dia kepikiran," tutur Langit.

"Dia itu pacar lo! Dia berhak tau semuanya," ujar Jio memaksa Langit supaya menurutinya.

"Tapi sekarang kita udah putus," mendengar itu Jio dan Awan langsung terkejut.

"Siapa yang putusin?" tanya Awan.

"Senja yang putusin gue. Gue tau dia pasti sakit hati banget setelah dengar bahwa gue mau tunangan sama Giska." Raut wajah Langit kini berubah. Ia sangat sedih ketika melihat Senja menangis tadi.

"Lo gila apa Lang! Bisa disebutin lo nyakitin dua perempuan sekaligus. Pertama, lo nyakitin Senja yang notebene adalah pacar lo dan orang yang paling lo sayang. Kedua, lo nyakitin Giska juga. Menurut gue dia banyak berharap sama lo. Tapi kenyataannya lo gak suka kan sama dia?" ungkap Awan panjang lebar.

"Udahlah Wan. Jangan bikin gue tambah bingung tau gak!" bentak Langit.

"Ayolah Lang. Sekali aja. Coba lo beritahu dia yang sebenarnya. Gue yakin dia gak bakal putusin lo!"  dukung Jio.

"Gue sayang sama dia! Jadi, gue gak mungkin beritahu dia yang sebenarnya atau dia akan sedih," balas Langit.

"Tapi dengan kelakuan lo yang berubah-ubah itu bisa buat dia semakin sedih dan terus mikirin lo!" ujar Awan menyudutkan Langit.

"Betul kata Awan. Sama aja lo nyakitin dia secara perlahan. Kadang-kadang lo dingin. Kadang-kadang juga lo manis sama dia. Apa itu gak buat dia kepikiran," dukung Jio.

"Tapi gue sama dia udah putus," tegas Langit.

Awan dan Jio hanya diam tidak membalas lagi ucapan dari Langit. Keras kepala. Itulah definisi Langit.

"Kalau gitu kembali ke rencana awal. Dan malam ini lo tunangan sama Giska jadi," saran Jio yang dibetulkan oleh Awan.

"Tapi gue gak tega juga lihat Senja sedih," lirih Langit.

"Lo itu akan melepaskan Senja bukan untuk mendapatkannya. Jadi pasti sakit rasanya," ujar Awan pada Langit.

"Lo harus kuat Lang. Kita selalu dukung lo kok," ujar Jio.

Awan menepuk pundak Langit. "Yoi bro. Tetap semangat. Gue yakin lo pasti bisa hadapin ini semua. Gue juga yakin bahwa kita gak akan berpisah. Gue selalu berdoa untuk lo!"

"Thank you bro. Gue juga berharap gitu. Selalu bersama kalian semua selamanya. Dan selalu sama cewek yang gue sayang. Selamanya," ujar Langit sambil menepuk bahu kedua sahabatnya. "Meskipun itu mustahil," lirih Langit yang masih bisa didengar oleh kedua temannya.

"Jangan ngomong gitu Lang. Gue jadi sedih dengernya," ujar Awan dengan nada sedih. "Lo pasti kuat," kata-kata itu yang sering dikeluarkan oleh sahabatnya pada Langit sekarang. Langit pasti kuat.

*****

Malam pertunangan Langit dan Giska.

"Lo yakin mau datang Ja?" Hanum menanyakan yang sama pada Senja dari tadi. Hanum nampak khawatir jika Senja datang ke pertunangan Giska dan Langit. Ia tidak mau melihat sahabatnya sedih lagi. Cukup kemarin saja ia melihat Senja menangis.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now