9. Istri?

6.8K 592 34
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading:)

Langit, Awan dan Jio sedang berada di rumah pribadi Awan. Mereka bertiga kemarin menginap disini. Karena hanya tempat ini yang memiliki suasana yang nyaman dan asri. Mungkin karena letak rumah ini agak jauh dari jalan raya. Dan rumah inipun banyak dikelilingi oleh pepohonan. Di rumah ini hanya ada mereka bertiga. Mereka bertiga sedang asik memakan Snack sambil bersenda gurau.

"Icha marah sama gue bro," ucap Jio sambil memasukan kacang kedalam mulutnya.

"Ya pantaslah Icha marah sama Lo. Dasar Jio bego," celetuk Langit yang sedang asik main game di ponsel.

"Lo kali yang bego Lang," Jio melempar kacang ke arah Langit. Langit yang mendapat perlakuan itu langsung melotot tajam ke arah Jio.

"Sorry Lang. Abisnya Lo gitu sih ke gua," nyali Jio menciut.

Memang kalau Langit sudah memberikan pelototan tajam. Siapapun akan takut.

"Udah pernah gue bilang kan. Kalau udah punya pacar itu harus setia jangan selingkuh. Cewek itu seharusnya di perjuangin dan cowok yang berjuang. Ini malah kebalik," ledek Awan.

"Ralat, harusnya mereka sama sama berjuang," ujar Langit.

"Tumben bijak Lo dalam hal kayak gini," ujar Awan kemudian menepuk pundak Langit dua kali.

"Kan sekarang dia jadi bucinners Indonesia Wan. Masa Lo gak tau sih!" celetuk Jio.

"Sama siapa dia?" tanya Awan pada Jio.

"Sama Senja lah. Emang sama siapa lagi," jawab Jio.

"Ngaco kalian berdua," ucap Langit tapi pandangannya masih ke layar ponsel.

"Yaelah Lang. Gitu aja gak mau ngaku,"

Langit tidak menghiraukan percakapan teman temannya. Ia memilih fokus pada game di ponselnya.

"Kalian semua jangan pernah sia siain cewek. Kalian semua jangan kayak gue. Nyesel banget gue pernah nyia nyiain Lintang," ucapan Awan membuat Langit dan Jio menoleh. Awan sedang menatap mereka berdua dengan tatapan sendu. Di matanya banyak sekali penyesalan yang tak kunjung reda. Luka masa lalu kembali hadir di hati Awan.
Kisah cintanya memang rumit. Dan ia tidak mau sahabat sahabatnya mengulang kesalahan yang sama.

"Udahlah Wan. Jangan salahin diri Lo sendiri. Mungkin ini udah takdir!" ucap Langit kemudian merangkul bahu Awan, diikuti oleh Jio.

"Yoi bro, bener kata Langit," dukung Jio.

"Tapi tetep aja gue nyesel banget," ujar Awan, pilu.

"Emang ya, penyesalan itu datangnya di akhir bukan diawal," celetuk Jio.

"Kalau diawal namanya pendaftaran bego," ujar Langit.

"Iya iya," Jio akhirnya pasrah. Kemudian pandangan Jio beralih pada Awan.

"Udahlah Wan. Ikhlasin aja si Lintang," ujar Jio.

"Ikhlasin gimana? Gue yakin Lintang masih hidup," ujar Awan percaya diri.

Langit dan Jio hanya menatap Awan dengan pasrah. Penyesalan Awan terhadap Lintang memang masih membekas. Lintang sudah pergi meninggalkan Awan untuk selamanya. Tapi entah kenapa Awan yakin bahwa Lintang masih hidup.

*****

Siang harinya Langit harus pergi ke supermarket. Karena ia harus membeli Snack yang diperintahkan oleh teman temannya. Tadi Langit kalah main kartu. Jadi, siapapun yang kalah harus membelikan Snack ke supermarket. Dengan langkah tegap dan satu tangan masuk kedalam saku celana. Langit mengambil troli belanjaan dan memasuki area khusus Snack.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now