24. Tersangka

4.4K 364 10
                                    

Jangan lupa vote.

Happy reading:)

Sekarang Senja dan Langit sedang berada di kursi pinggir lapangan. Hidung Senja berdarah akibat pukulan keras tadi.
Darahnya memang tidak terlalu banyak. Bisa dibilang hanya sedikit tapi itu mampu membuat Langit panik seketika.

Hukuman mereka sudah selesai karena kejadian ini. Tadi Bu Diah juga sempat memarahi Langit dan Bisma karena mereka berantem. Tapi setelah itu Bu Diah menyuruh Langit untuk mengobati Senja.

Sekarang Langit mengambil kapas yang sudah ia bawa di UKS tadi.

"Aku bisa sendiri kok Lang!" ujar Senja saat Langit hendak saja membersihkan darah yang keluar dari hidung Senja

"Biar gue aja. Ini semua kan salah gue," ujar Langit kemudian melanjutkan membersihkan darah pada hidung Senja

"Tapi–"

"Udah selesai," ucap Langit kemudian menyimpan kapas itu di kotak P3k lagi

"Lo tunggu disini. Gue mau nyimpen ini dulu." Langit menutup kotak P3k. Senja mengangguk. Langit melenggang pergi menuju UKS meninggalkan Senja yang sedang duduk di kursi sendirian

Senja masih kepikiran dengan kejadian tadi. Ia melihat sekilas ada kebencian di mata Bisma pada Langit yang sangat besar. Ia penasaran sebenarnya ada apa dengan mereka berdua. Eh ngomong ngomong Bisma kemana? Saat Senja kena pukul tadi ia langsung tidak melihat wujud Bisma

Tiba tiba Senja merasa pipinya dingin membuat Senja menoleh dan mendapati Bisma yang sedang tersenyum padanya sambil menempelkan botol minuman yang dingin ke pipi Senja

"Bisma?" panggil Senja sedikit terkejut karena kehadiran Bisma disampingnya

"Nih minum buat lo," ucap Bisma sambil menyodorkan botol minumannya

"Gak usah Bis," tolak Senja lembut

"Gue udah beli. Masa lo gak mau sih. Hargain sedikit dong. Nih ambil!" ujar Bisma sedikit memaksa

Akhirnya Senja dengan terpaksa menerima pemberian dari Bisma kemudian membuka tutup botol dan meminumnya sedikit

Tanpa diduga. Bisma duduk di samping Senja membuat Senja refleks menoleh padanya

"Kamu ngapain duduk disini?" tanya Senja

"Emangnya ini punya nenek moyang loh!" ujar Bisma santai

"Bukan, tapi—"

"Takut Langit marah," ucapan Bisma memang benar. Senja takut jika Bisma dan Langit akan berkelahi lagi seperti tadi. Pasalnya, setiap Bisma dekat dengan Senja maka pasti Langit akan marah. Meskipun Senja tidak tahu apa alasannya

"Iyah," jawab Senja jujur

"Baru juga jadian. Belum nikah. Jangan takut sampai segitunya kali," ucap Langit santai

"Kamu tau dari mana aku jadian sama Langit?" tanya Senja

"Apasih yang gak gue tau tentang lo," ucapan Langit membuat Senja mengerutkan keningnya

"Berarti kamu selalu ngikutin aku dong,"

"Gak juga,"

"Terus kenapa kamu bisa tau?"

"A secret,"

Senja mendengus kesal mendengar itu. Ia masih kepikiran dari mana Bisma tau kalau Senja jadian sama Langit. Bukannya belum ada siapapun yang mengetahuinya?

"Bisma?" panggil Senja dengan nada sedikit ragu. Bisma hanya berdeham

"Kenapa kamu sama Langit selalu berantem? Dan kayaknya kalian udah kenal lama deh. Tapi aku selalu lihat ada kemarahan dalam diri kalian yang belum padam. Sebenarnya masalah kalian ini apa sih?" tanya Senja pada Bisma

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang