8. Baik

6.5K 578 20
                                    

Happy reading:)

Jangan lupa vote & komen

"kita mau kemana Lang?" tanya Senja ketika mereka berdua sedang naik motor. Setelah makan tadi Langit tidak mengajak Senja pulang tapi ia malah mengajak Senja entah kemana. Padahal sekarang sudah malam.

Langit tidak menjawab pertanyaan Senja membuat Senja mendengus kesal. Seperti tadi, Senja memakai helm milik Langit sedangkan Langit tidak. Senja sebenarnya sudah menolak tapi Langit keras kepala.

Kemudian mereka berhenti di sebuah tempat yang berada jauh di jalan raya.
Senja turun dari motor dan langsung membuka helmnya.

"Ini tempat apa?" tanya Senja ragu. Ia melihat di sekeliling bahwa tempat itu sepi. Gelap membuat Senja bergidik takut. Di sekelilingnya hanya ada pohon dan didepannya terdapat sebuah gerbang yang lusuh.

"Ikut gue!" Langit menarik tangan Senja. Kenapa Langit ngajak ketempat sepi kayak gini? Mana gelap lagi. Pikiran Senja sekarang dipenuhi oleh pikiran pikiran negatif tentang Langit.

"Aku gak mau!" Senja menghempaskan tangan Langit begitu saja.

"Kenapa?"

"Kamu pasti mau macem macem ya? Jangan mentang mentang aku lagi jadi babu, kamu seenaknya sama aku!"

"Buang pikiran Lo jauh jauh. Mana ada gue mau macem macem sama cewek kayak Lo. Gak asik," jawab Langit santai.

"Terus ngapain kamu bawa aku ke tempat sepi ini. Mana gelap lagi," ucap Senja sambil celingak-celinguk melihat keadaan sekitar.

"Jangan bawel!"

"Tapi bener kan kamu gak bakal macem macem?" tanya Senja memastikan.

"Iyah,"

Langit berjalan di depan Senja. Senja sedang melihat lihat sekelilingnya sambil bergidik takut.

Langit membuka gerbang yang lusuh itu kemudian menarik tangan Senja untuk masuk bersamanya.

"Jangan takut!" Langit seolah tau jika Senja sedang ketakutan.

Kemudian mereka masuk dan mendapati sebuah rumah yang sederhana. Rumah itu sedikit terang berbeda dari halaman rumah yang sangat gelap.

Tok tok tok

Langit mengetuk pintu selama tiga kali. Ada seorang anak kecil berumur sekitar 5 tahun yang membuka pintu. Anak itu begitu bahagia ketika melihat Langit.

"Kak Langit," sapa anak itu kemudian memeluk kaki Langit. Langit berjongkok dan mengusap wajah anak itu lembut.

"Rehan apa kabar? Maaf ya kakak jarang kesini," ujar Langit lembut.

"Rehan baik kok kak," jawab anak itu.

Kemudian Rehan menarik tangan Langit untuk masuk.

"Ayo Ja!" ajak Langit.

Senja manggut manggut.

Sebenarnya siapa anak itu? Apa anak Langit?. Batin Senja.

Betapa terkejutnya Senja ketika masuk ke rumah itu. Senja mendapati anak anak sekitar 7 orang yang sedang makan bersama sama.

"Kak Langit," sapa semua anak dan langsung menghampiri Langit hingga memeluknya. Langit pun berjongkok menyamakan tinggi dengan anak anak itu.

"Gimana kabar kalian semua?" tanya Langit.

"Kita baik baik aja kok kak" jawab anak anak serempak.

"Maaf ya kakak jarang kesini. Soalnya sibuk banget,"

"Iya kak,"

Senja tertegun melihat Langit yang sangat akrab dengan anak anak itu. Langit yang ia kenal di sekolah berbeda dengan Langit yang ada disini.

"Eh ini siapa kak," tunjuk seorang anak pada Senja yang sedang berdiri kikuk.

"Ini temen kakak. Namanya kak Senja"

"Kakak pasti bohong. Ini pasti pacar kakak kan?" ucap anak itu sambil terkekeh dan langsung di susul gelak tawa anak lain. Senja hanya diam dan tersenyum.

"Sutttt. Siapa sih yang ajarin kamu buat cinta cintaan?" tanya Langit.

"Kak Langit lah." Langit langsung membungkam mulut Rehan yang tiba tiba bersuara.

"Udah udah kalian lanjut makan aja ya," suruh Langit yang langsung di angguki oleh semuanya.

Langit menghampiri Senja.

"Mereka siapa?" tanya Senja.

"Mereka sudah gue anggap adik gue sendiri," jawab Langit.

"Kak Senja. Oji boleh minta tolong gak?" tanya Oji sambil menarik narik tangan Senja.

"Oji mau minta tolong apa?" Senja berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Oji.

"Oji mau minta tolong buat selalu jagain kak Langit. Oji gak percaya kalau kalian cuman temen. Pasti lebih dari temen. Oji sayang banget sama kak Langit. Oji gak mau lihat kak Langit sedih atau terluka."

"Kakak cuman temenan kok sama kak Langit,"

"Oji gak percaya. Pokoknya kak Senja harus selalu jagain kak Langit. Janji?" Oji menunjukkan jari kelingkingnya.

Senja menoleh ke arah Langit. Langit hanya memberi anggukan agar ia setuju.

"Iyah kakak janji,"

"Yessssss," ucap Oji dkk.

*****

"Kamu akrab banget ya sama mereka," sekarang Senja dan Langit berada di dekat motor Langit "Kelihatannya mereka sayang banget sama kamu," lanjut Senja
"Mereka beruntung banget bisa ketemu sama kamu,"

"Gue yang beruntung ketemu sama mereka."

"Maksudnya?" beo Senja

"Mereka ngajarin gue sesuatu hal. Kalau di dunia ini masih ada langit di atas langit,"

Senja mengernyitkan keningnya "Maksudnya?"

"Waktu itu gue terpuruk banget tentang masalah keluarga gue. Gue sempet putus asa. Sampai pada akhirnya takdir bawa gue bertemu mereka. Waktu itu gue ketemu mereka di jalan. Mereka hibur dan ngajarin gue bahwa ada yang lebih terpuruk dari gue, contohnya aja mereka. Terus kita sering ketemu dan akhirnya mereka udah gue anggap adik sendiri. Mereka gak punya siapa siapa lagi selain gue," terang Langit.

Senja sedikit terkejut mendengar semuanya. Ia pikir hidup orang kaya seperti Langit bahagia. Tapi ternyata tidak.

"Aku pikir orang kayak kamu gak ada masalah. Selalu bahagia,"

"Diluar memang kelihatan baik baik aja Ja. Tapi di dalam belum tentu,"

"Iya Lang,"

"Terus rencana kamu selanjutnya untuk mereka apa?" tanya Senja

"Gue berpikir untuk sekolahin mereka,"

Ucapan Langit membuat Senja tertegun. Sekarang ia melihat ketulusan hati dari seorang Langit. Ia selalu berpikir bahwa Langit tidak punya hati. Tapi setelah mengenal Langit lebih dalam. Ia mempunyai hati lebih baik dari Senja.

"Ayo pulang. Udah malam!" Langit memberikan Senja helmnya lagi.

Langit membuka jaketnya dan langsung memakaikannya pada Senja membuat Senja tersentak kaget.

"Pakai. Aku gak mau lihat kamu kedinginan. Apalagi sakit."

*****

See you next part:)


Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now