49. Pelukan Hangat

2.8K 237 63
                                    


Happy reading:)


"Kenapa Senja bisa hilang?" teriak Pak Jaya tepat dihadapan muka Langit. Langit hanya menunduk tidak menjawab. Ini semua salahnya.

"Maaf pak," kata itu yang bisa dikeluarkan dari mulut Langit.

"Saya gak akan terima maaf kamu sebelum Senja ketemu," tegas Pak Jaya lagi.

Semua murid dan para guru sudah berkumpul ditempat yang tadi saat pembagian kelompok. Kecuali Senja, teman-temannya sangat khawatir padanya.

"Langit sama Giska pasti udah apa-apain sahabat saya pak. Mereka pasti lakuin sesuatu yang buat Senja hilang," teriak Hanum tidak terima saat mengetahui Senja hilang.

"Iya bener tuh Pak. Mereka pasti sengaja. Soalnya mereka benci banget sama Senja," dukung Icha.

Giska yang biasanya suka banyak omong kini diam di barisan para murid. Sementara Langit berada di tengah-tengah para murid dan guru. Disini yang disalahkan hanya Langit karena ia yang seharusnya menjaga Senja.

"Loh bukannya Senja itu pacar kamu Lang?" sekarang giliran Pak Hilman yang bertanya. Siapa yang tidak tau dengan hubungan Senja dan Langit. Semua guru pun sudah tau dengan hubungan mereka berdua.

Langit mengangguk. "Iya Pak Senja emang pacar saya dan saya akan mencari Senja,"

"Saya gak terima kalau Langit cari Senja pak," teriakan itu datang dari Bagas. Lelaki itu hanya diam dari tadi. Ia tidak mengikuti penjelajahan dikarenakan ia adalah seksi keamanan yang harus menjaga keamanan di area camping.

"Kenapa Bagas?" tanya Pak Jaya.

"Karena saya yakin Langit pasti buat hati Senja sakit waktu di hutan," jawab Bagas penuh percaya diri.

"Biar saya saja yang mencari Senja!" keukeuh Langit.

Bagas berjalan mendekat ke arah Langit dan langsung...

Bughh!

Bagas langsung memukul rahang Langit begitu keras. Langit yang belum siap pun tersungkur ke bawah.
Emosi Bagas melonjak tinggi saat mengetahui bahwa orang yang disayanginya hilang.

Para guru dan siswa pun langsung menutup mulut mereka. Tidak percaya dengan apa yang Bagas lakukan. Buru-buru mereka memisahkan mereka berdua.

"BANGSAT! LO GAK BERHAK DAPETIN CEWEK KAYAK SENJA!" teriak Bagas. Ia tidak peduli dengan apa yang akan dibicarakan oleh orang-orang. Tapi yang pasti Langit harus mendapatkan balasannya.

"BAGAS STOPPP," teriak Pak Jaya karena Bagas terus meronta-ronta agar ia bisa lepas dari orang yang sedang memeganginya. Ia ingin memukul lagi orang yang ada dihadapannya.

"Jadi siapa yang akan cari Senja?" tanya Pak Jaya begitu emosi Bagas mereda.

"Saya pak!" jawab keduanya serempak.

"Biar saya saja Pak. Langit gak pantas buat cari Senja,"

"Saya saja Pak. Saya pacarnya Senja sekaligus saya akan bertanggung jawab atas hilangnya Senja. Saya tidak akan kembali jika Senja belum ketemu," ujar Langit.

Pak Jaya nampak menimang-nimang siapa yang akan mencari Senja. Jika Pak Jaya membiarkan keduanya untuk mencari. Nanti takutnya mereka berkelahi di hutan. Jadi lebih baik salah satu dari mereka.

"Oke bapak sudah mengambil keputusan bahwa Langit lah yang akan mencari Senja. Dengan catatan. Jika kamu tidak menemukan Senja maka akan bapak hukum!" tegas Pak Jaya.

*****

Senja sedang menangis dibawah pohon sekarang. Ia benar-benar sendirian disini. Hatinya begitu sakit saat Langit berkata seperti tadi. Dadanya naik turun. Sesekali ia mengusap air matanya yang berhasil menerobos.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang