26. Janji

3.8K 312 10
                                    

Happy reading:)

"Hai!" panggil Senja pada Langit setelah Senja sampai di parkiran. Sekarang Senja dan Langit akan pulang bersama dan akan pergi ke toko buku terlebih dahulu. Sebenarnya Senja sudah menolak untuk diantar Langit. Toh, dia juga bisa sendiri dan tidak mau menyusahkan Langit. Tapi akhirnya keras kepala Langit lah yang menang. Senja berencana untuk membeli buku diary yang baru karena ia juga harus menuliskan keinginan keinginannya lagi kan. Ngomong ngomong. Kapan Langit akan mengembalikan buku diary Senja yah?

"Udah nunggu lama Lang?" tanya Senja lagi

"Enggak kok, gue juga baru dateng," jawab Langit

"Kamu bener gak papa nganter aku?" tanya Senja ragu

"Enggaklah. Kan kamu pacar gue. Jadi ini udah tugas gue," jawab Langit tulus

"Ayo masuk," suruh Langit setelah ia membuka kan pintu mobil untuk Senja. Senja mengangguk dan langsung masuk ke mobil

BRAK!

Langit menutup pintu mobil. Dan memutari mobil agar bisa masuk ke kursi pengemudi.

"Lang aku boleh nanya sesuatu gak?" tanya Senja ragu.

Langit menoleh

"Tanya aja," balas Langit

"Kenapa kamu mau pacaran sama aku? Aku kan gak cantik cantik amat. Lagian Giska lebih cantik kan daripada aku!" Senja menoleh ke arah Langit yang sedang menatapnya.

"Gue lebih milih perempuan yang bisa buat gue nyaman. Percuma kalau cantik tapi gak bisa bikin gue bahagia. Dan kecantikan itu hanya sementara Ja. Jadi jangan pernah berpikir kalau lo itu jelek. Lo itu selalu cantik dimata gue," ucap Langit. Senja tertegun dengan ucapan Langit. Ia menatap Senja dengan tulus dan tanpa celah. Senja bersyukur bisa menjadi kekasihnya

"Kamu gak lagi mainin perasaan aku kan? Kamu bener cinta kan sama aku? Aku takut kalau kamu cuma pura pura sayang sama aku," ujar Senja, gamblang.

Langit tidak percaya dengan ucapan Senja barusan. Apa maksudnya? Apa ia tidak mempercayai Langit setelah apa ia lakukan?

Langit menghela nafas dan mendekat lalu menatap manik Senja lekat. "Kenapa lo nanya kayak gitu? Apa lo gak percaya sama gue?"

"Bukan gitu Lang. Aku cuma bingung aja kenapa kamu milih aku buat jadi pacar kamu? Bisa aja kan kamu cuma mau mainin aku?"

"Jadi lo gak percaya sama gue Ja?" tanya Langit dengan nada yang sedikit kecewa

"Bukan gitu. Tapi-"

"Jangan pernah tanya itu lagi sama gue! Gue gak suka!" Langit menjauhkan wajahnya dari hadapan Senja dan langsung menghidupkan mesin mobilnya. Dan melajukan mobilnya untuk pergi ke toko buku.

*****

Senja menghela nafas saat dari tadi Langit hanya menjawab pertanyaan Senja dengan dehaman saja. Mungkin Langit marah karena pertanyaan Senja tadi. Ya sudahlah. Sekarang yang harus Senja lakukan adalah meminta maaf padanya.

Langit memarkirkan mobilnya di depan toko buku sederhana yang Senja minta. Toko buku ini sangat sederhana. Ini juga bukan toko buku untuk orang kaya.

"Lang kamu marah sama aku?" tanya Senja ragu setelah Langit melepaskan sabuk pengamannya

"Gak!" jawab Langit tanpa menoleh pada Senja

"Aku yakin kamu pasti marah sama aku. Aku minta maaf ya Lang," ucap Senja tulus

Langit tidak menjawab. Membuat Senja semakin bingung harus melakukan apa?

"Kamu boleh minta apapun sama aku. Tapi aku mohon jangan diemin aku kayak gini." Senja memasang muka menyesal. Langit menoleh ke arah Senja

"Jangan pernah tanyain pertanyaan kayak tadi. Jelas jelas gue tulus banget sayang sama lo. Gue gak bakal mainin perasaan lo. Apalagi sampai nyakitin," ujar Langit "Kalau gue sampai mainin perasaan atau nyakitin lo. Lo boleh berbuat semaunya sama gue . Kamu juga boleh hukum gue," ujar Langit masih ketus

"Kalau aku yang nyakitin kamu gimana? Apa yang mau kamu lakuin?" tanya Senja pada Langit

"Gue percaya sama lo. Karena Senja gak akan pernah nyakitin langitnya. Kalau sampai Senja nyakitin langitnya. Maka itu sama saja nyakitin diri sendiri," jawab Langit

Langit mendekat dan menggenggam tangan Senja erat.

"Gue bener bener sayang lo Ja," ujar Langit pada Senja

Senja tersenyum "Aku juga sayang banget sama kamu Lang,"

Langit melepaskan genggamannya "Ayo janji!" Langit menunjukan jari kelingkingnya

"Buat apa?"

"Lo janji gak akan minder lagi sama orang lain," ujar Langit "Di mata gue, hanya lo yang paling cantik,"

Senja membalas jari kelingking Langit dengan jari kelingking miliknya. Tanda menerima janji

"Iya Lang. Aku janji aku gak bakal minder lagi sama orang lain,"

"Sekarang kamu juga janji sama aku?" sekarang giliran Senja yang mengajukan

"Janji apa?"

"Janji gak akan ngucapin kata perpisahan," ujar Senja yang langsung diangguki oleh Langit sambil tersenyum

Setelah bertatapan lama. Akhirnya mereka menyudahi perjanjian mereka. Dan kembali ke tujuan awal yaitu membeli buku diary untuk Senja.

****

Drrtt

Drrtt

Giska mengambil ponsel miliknya yang berdering nyaring. Ia menggeser tombol hijau yang berarti menerima telepon

"Gimana?" tanya Giska to the point

"Lo tenang aja," jawab di seberang sana. Suara berat seorang laki laki.

"Jadi kapan lo mulai rencananya?"

"Secepatnya!"

"Oke. Gue tunggu hasilnya. Gue harap lo segera menyelinap lagi ke dalam hidup Senja,"

"Tenang aja. Gue pasti bakal langsung bisa masuk ke kehidupan Senja dan Langit sekaligus rusakin hubungan mereka berdua. Lo dapet Langit dan gue dapet cewek yang gue mau!"

"Bagus!"

Giska menutup telponnya. Ia tersenyum penuh kemenangan dan mulai membayangkan bagaimana hubungan Langit dan Senja kedepannya setelah kehadiran orang yang bekerja sama dengannya. Pasti seru sekali melihat bagaimana masa lalu terulang kembali.

"Tunggu tanggal mainnya!" Giska tertawa sinis

****

Gimana sama part ini?

Jangan lupa untuk voment yah!

See you next part:)

Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now