41. Senja Menangis

2.7K 241 17
                                    

"Jika cinta datang tanpa permisi. Apa cinta akan pergi tanpa pamit?"

-Senja Audy Mentari-

Happy reading:)


Sore ini Senja sedang menunggu Langit yang sedang bermain basket sambil membawa botol minuman. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar satu jam yang lalu tapi Senja lebih memilih menunggu Langit daripada harus pulang.

Senja menengadahkan kepalanya ke atas melihat langit yang sepertinya akan turun hujan. Senja harap latihan Langit akan segera selesai dan segera pulang. Jujur, ia lapar sekali. Saat istirahat tadi Senja tidak makan apapun karena tidak berselera saat melihat Langit dan Giska makan siang bareng di kantin sekolah. Nasi goreng yang ia buat juga tidak diterima oleh Langit ataupun dimakan olehnya. Tadi kotak bekalnya ia memilih untuk memberikannya pada Icha karena katanya dia belum makan.

Kruyukkk

Lagi dan lagi perut Senja berbunyi tanda lapar. Senja menatap minuman di tangannya. Ia haus sekali tapi uangnya hanya cukup buat beli satu minuman. Tadi Senja hanya membawa uang setengah dari uang jajannya. Ia lebih memilih untuk menabung.

Senja tersenyum lega saat latihan Langit sudah selesai. Terbukti dengan mereka keluar dari daerah lapangan.

Senja menghampiri Langit yang sedang mengelap keringat menggunakan handuk miliknya.

"Nih minum. Kamu pasti haus banget kan," tawar Senja sambil menyodorkan sebotol minuman.

Langit langsung memberhentikan aksinya yang sedang membersihkan keringat dan menatap Senja.

"Kenapa lo belum pulang?" tanya Langit, masih dengan nada dingin.

"Aku mau pulang bareng sama kamu!" jawab Senja sambil tersenyum penuh harap.

"Sebentar lagi hujan. Sebaiknya lo pulang duluan gue masih ada urusan!" suruh Langit pada Senja.

"Urusannya penting banget ya?" tanya Senja, ragu. Sementara Langit hanya berdeham sebagai tanda jawaban lalu kembali menyeka keringatnya.

"Ya udah aku pulang duluan. Tapi ini diminum dulu," pinta Senja.

Langit menatap kembali Senja dengan tatapan dingin lalu mengambil botol yang ada ditangan Senja. Lelaki itu membuka tutup botol dan langsung meminumnya hingga tandas membuat Senja tersenyum senang bahwa Langit meminum habis minuman yang ia berikan.

"Aku pulang duluan ya. Kamu jangan lupa makan sama istirahat supaya gak gampang sakit," ujar Senja sambil tersenyum. Senja berjinjit dan langsung mengecup pipi Langit sebentar. "Aku sayang kamu." Langit hanya diam diperlakukan seperti itu.

Hendak saja Senja ingin melangkahkan kakinya tapi tangannya dicekal oleh Langit membuat Senja mengerutkan keningnya.

"Ada apa Lang?" tanya Senja, penasaran.

"Lo pulang bareng gue," jawab Langit membuat Senja tersenyum senang.

"Bukannya ada urusan ya?" tanya Senja, bingung.

"Biar nanti aja!"

****

"Loh bukannya kamu tadi bawa mobil ya?" tanya Senja heran ketika Langit mengendarai motor bukan mobil. Bukannya, Senja ingin naik mobil tapi ia heran aja kenapa bisa berubah.

"Dituker sama supir gue karena gue gak suka pake mobil ke sekolah. Tadi Giska yang maksa gue buat bawa mobil padahal gue gak mau," terang Langit masih nada dingin.

Langit & Senja [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now