Bagian Tigapuluh Dua

348 82 10
                                    

Jaehyun membuka pelan pintu kamar Naeun. Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi dan wanita itu belum sama sekali bangun dari tidurnya. Ia juga datang ke kamar yang ditempati sementara oleh Naeun bukan hanya untuk membangunkannya, namun juga ingin bertanya bagaimana kondisi perutnya. Apakah masih sakit atau tidak.

Bagaimana Jaehyun bisa tahu? tentu saja jawabannya adalah diceritakan Baekhyun saat jam lima pagi tadi. Jaehyun hanya bisa tertidur sebentar sebelum akhirnya memutuskan keluar kamar dan ternyata Baekhyun sudah bangun dari tidurnya.

Mereka berbincang bersama dengan akrab. Tidak ada hal-hal yang mungkin jika diketahui Naeun ia akan panik sendiri. Baekhyun juga memberitahukan semuanya. Termasuk pesan aneh dan hal-hal yang tidak Jaehyun ketahui.

Itu, membuat Jaehyun panik dan tak ingin meninggalkan Naeun.

Karena wanita itu dalam bahaya.

Dan kini, dirumah milik Byun Baekhyun. Hanya ada Jaehyun dan Naeun. Alice? ia ikut dengan Daddy nya ke kantor 'lagi'. Untuk apa? tentu saja untuk makan ice cream cake dan bermain dengan Mihee eonnie.

Jaehyun menutup pelan pintu kamar berwarna coklat, ia melangkahkan kakinya menuju jendela dan membuka tirai yang tadinya tertutup kini terbuka. Membuat cahaya matahari berburu untuk mengisi dan menerangi kamar yang lumayan besar itu.

"Eugh" Keluh Naeun ketika matanya terkena pancara sinar matahari yang dengan tidak sopan menerangi matanya.

Ia mengubah posisi kepalanya. Membuat cahaya matahari itu tidak lagi mengenai matanya dan membuat Jaehyun yang melihatnya terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"Astaga wanita itu." Gumamnya.

Jaehyun mendudukan dirinya di sisi ranjang, menarik-narik selimut yang Naeun gunakan dan itu berhasil membuat Naeun kesal.

"Diam!" Bentaknya dengan mata yang masih terpejam. Lalu, ia kembali menarik selimut itu hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Naeun, bangun sudah jam delapan."

"Nanti.." Balas Naeun dengan suara seraknya, "Lima belas menit lagi."

Jaehyun berdecak, "Dulu, saat Alice menangis di umur lima bulan kau juga mengatakan seperti itu. Tapi apa? kau malah lanjut tertidur."

"Cepat bangun" Lanjut Jaehyun dan kembali menarik selimut putih itu, membuat seluruh tubuh Naeun terbuka dan wanita itu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Menyebalkan!"

"Biarkan saja."

Naeun menghusap matanya, rambutnya kini berantakan tapi ia tidak peduli. Jaehyun juga sudah sering melihatnya seperti ini. Jadi, Naeun tidak mempersalahkannya lagi.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Hah?"

"Apakah masih sakit?"

"Hah?"

Jaehyun berdecak malas. Menyentil kening Naeun, membuat wanita itu meringgis dan menghusap keningnya.

"Perutmu yang dilempar batu" Ujar Jaehyun tidak bersahabat karna kesal dengan Naeun yang mendadak berubah menjadi keong, "Apakah masih sakit?"

Naeun diam dengan wajah terkejutnya. Ia menggerjapkan matanya beberapa kali. Sebelum akhirnya berkata.

"Bagaimana kau tahu?"

Yang ditanya malah terkekeh. Membuat Naeun kesal dan memukul Jaehyun dengan bantal disampingnya.

"Ya! Jangan memukulku"

Naeun menghentikan pukulan bantalnya pada Jaehyun, "Kalau begitu cepat jawab, siapa yang memberitahumu?"

Monodrama ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang