Bagian Tigapuluh

450 85 4
                                    

Naeun memejamkan matanya, menikmati segemilir angin yang menerpa wajahnya, membuat rambutnya sedikit berterbangan kebelakang dan membuat tataannya berantakan.

Ia menghirup udara disana dalam. Tempat ini, adalah tempat yang akan selalu dikenang oleh Naeun. Kenangan antara Ayah dan Ibunya yang cukup, atau bahkan sangat banyak disini.

Masih teringat jelas di benaknya bagaimana Ibunya yang tersenyum sambil memeluknya saat ia pulang sekolah, Ayahnya yang akan selalu bertanya bagaimana kesehariannya dan yang paling berbekas di benak Naeun adalah ketika ia dan kedua orang tuanya pergi keladang untuk camping dan bermain bersama. Dimana semuanya tertawa lepas dan saling berpelukan, sangat indah, walaupun sudah menjadi kenangan yang akan selalu diingat oleh Naeun.

"Kau begitu merindukannya?"

Suara Baekhyun membuat Naeun membuka matanya pelan, wanita itu menoleh kepada Baekhyun yang sedang menatap lurus kearah rumah Naeun yang sudah dipenuhi bebatuan dan kayu-kayu bekas kebakaran dulu.

Suara Baekhyun membuat Naeun membuka matanya pelan, wanita itu menoleh kepada Baekhyun yang sedang menatap lurus kearah rumah Naeun yang sudah dipenuhi bebatuan dan kayu-kayu bekas kebakaran dulu

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Naeun menunduk dengan senyum tipis, "Mungkin seharusnya aku tidak menjawab pertanyaan semacam itu." Menghela nafasnya pelan, "Sangat. Aku sangat merindukan mereka, Baek."

Naeun menolehkan kepalanya, "Perusahaanmu benar-benar tak apa kan kalau kau tidak bekerja?"

Baekhyun terkekeh pelan, "Tentu saja tidak, lagi pula aku kan boss nya."

"Sombong sekali, sama seperti Jung Jaehyun."

"Alice, dia sangat mirip denganmu." Ujar Baekhyun memasukan tangannya pada saku celana, membasahi bibirnya dan kembal berkata, "Tapi ada beberapa aspek yang mirip denganku."

"Tapi dia adalah anakku."

"Bukan, dia adalah anakku."

"Siapa kau bisa mengatakan seperti itu?" Naeun menatap Baekhyun sengit, "Aku ibunya."

"Kalau kau lupa aku adalah ayahnya."

Naeun menggelengkan kepalanya, "Kau bukan ayah Alice."

Baekhyun kini menatap Naeun serius. Sepertinya pembicaraan ini sangat sensitive untuk Baekhyun.

"Lalu siapa ayah Alice yang sebenarnya?"

"Tentu saja Lee Min Ho." Ucap Naeun melipat kedua tangannya.

Tangan Baekhyun terulur untuk mendorong kening Naeun pelan, "Jangan banyak mimpi, Lee Donghae saja tidak mengenalmu. Lebih baik kau menikah denganku dan kita akan hidup dengan bahagia."

"Maka sekarang akan aku kenbalikan," Naeun mendengus kesal, "Jangan banyak mimpi."

• • •

"Pa?"

Suara Alice mampu membuat Jaehyun menghentikan melanjutkan pekerjaannya lewat laptop. Lelaki itu menaruh benda persegi berbentuk sedang di kasurnya sebelum akhirnya menyuruh Alice masuk kedalam kamarnya.

Monodrama ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora