4 - 7

1K 249 105
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


----

Chanyeol tidak begitu ingat berapa kali Jongin meninjunya. Ia hanya ingat selepas kepergian Bobby, sahabatnya itu menuruni tangga dan mencengkeram kerah kemejanya garang.

"Kau tidur dengan Areum?" adalah tanya Jongin saat itu. Tapi Chanyeol tidak menjawabnya, ia masih belum bisa mencerna situasi saat itu. Bobby meninggalkannya. Ia kehilangan sosok yang paling berharga di hidupnya. Begitu saja.

Menarik kesimpulan dari diamnya Chanyeol, Jongin pun tanpa kontrol melayangkan tinju ke wajah pria jangkung itu.

Tidak, saat itu bukan Areum yang Jongin pikirkan.

Ia memikirkan Bobby. Bagaimana ia telah membiarkan gadis itu terluka dua kali oleh pria yang sama.

Berikutnya Aeri datang dengan kepanikan, memisahkan mereka dengan seruan panik yang memancing tamu-tamu di dalam rumahnya keluar. Jongin meludah di depan Chanyeol, menatap si jangkung yang babak belur itu dengan sorot mata muak.

Seringai Jongin merekah miring, menghiasi paras murkanya dengan kengerian. "Selamat natal." ujarnya ke Chanyeol sambil mengacungkan jari tengah.

Jongin berbalik. Membenamkan kedua tangannya di saku celana dan melenggang meninggalkan rumah Chanyeol. Sebelum ia benar-benar melangkah jauh, suaranya terdengar kembali.

"Aku harap kau suka hadiahmu, Park."

----

Bobby sampai ke apartementnya ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Jalanan yang macet membuatnya mendekam di taksi lebih lama.

Setelah menggantung mantelnya di pintu, Bobby melangkah menuju cermin. Kakinya yang tak terlindungi oleh alas, bertemu langsung dengan lantai keramik yang dingin. Setibanya di depan cermin, Bobby menatap pantulannya sendiri. Tidak ada perubahan yang signifikan, dia masih terlihat sama seperti tadi sore saat bersiap-siap pergi ke rumah Chanyeol.

Satu-satunya hal yang membuat ia terlihat berbeda adalah suasana hatinya.

Tadi pagi ia bisa dibilang wanita paling bahagia di dunia---lalu malam datang, membenamkan kebahagiaannya di cakrawala, menggantikannya dengan luka yang sama sekali tidak pernah ia duga akan ia terima.

Bobby menarik napas dalam-dalam. Napasnya kembali sesak. Ia mengutuk sosok yang berdiri di depannya saat ini, pantulannya. Ia mengutuk dirinya yang begitu---bodoh.

Kesalahan fatalnya.

Semua ini tidak akan terjadi jika ia tidak menyerahkan perasaannya dengan penuh kepada Chanyeol. Ia tidak akan sekecewa ini bila ia tidak mengharapkan apapun dari pria itu. Ini adalah konsekuensinya.

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now