0 - 4

3K 493 17
                                    


"Tidak begitu buruk, kan? Anthony sangat baik kepada perempuan." Chanyeol berucap setengah tertawa. Bobby yang duduk di depannya masih hening, wajah gadis itu pucat dan ia berpegangan pada lengan Chanyeol terlampau erat.

"Tanganmu dingin. Cobalah untuk rileks sedikit."

"Terimakasih sarannya, bro." Bobby menimpali sinis. Perutnya seperti di acak-acak. Setiap hentakan langkah kuda itu ia bergumam 'jangan mati' kepada dirinya sendiri. Dia yakin Chanyeol mendengarnya dan sebab itulah pemuda itu tertawa.

"Aku rasa ini sudah cukup. Bisa kau turunkan aku sekarang." Bobby berucap kaku. Bahkan untuk merilekskan lehernya pun ia tak berani.

"Kenapa buru-buru. Ini bahkan belum semenitan."

"Yah, dan aku berubah pikiran."

"Rileks, Bobby." Chanyeol kembali terkekeh. "Percaya saja padaku. Aku tidak akan membuatmu jatuh."

"Kau membuat gusiku gatal."

"Apa?"

"Gusiku selalu gatal setiap mendengar omong kosong." ucapan Bobby disambut Chanyeol dengan decakan sebal.

"Aku yakin perempuan sepertimu bukan tipe Jongin sama sekali. Aku heran kenapa dia berpacaran denganmu."

"Tipe Jongin?" ucap Bobby aneh.

Tersenyum miring. "Yah, tipe Jongin lebih kepada perempuan yang  anggun dan elegan...," Chanyeol memperhatikan raut wajah Bobby dari samping, membaca gadis itu dalam diam. "Kau mungkin terlihat cantik dengan pakaian-pakaian mewah, dan sepatu tinggimu ini.., tapi 100 persen Bobby, kau tidak elegan sama sekali."

"Juga tidak cerdas." Chanyeol menambahkan di akhir.

"Maaf kalau aku tidak berasal dari jaman Victoria, tuanku." dan gadis itu tidak menunjukkan ekspresi yang berarti selain segaris senyum remeh. "Aku memang tidak ingin hidup elegan seperti perempuan yang kau uber-uber itu."

"Orang-orang senang berdalih tidak ingin, padahal mereka tidak bisa."

"Atau keduanya." sahut Bobby tak terintimidasi sama sekali. "Hal seperti tata cara bersikap itu Chanyeol sama seperti bercukur. Itu tergantung kemauan dan kenyamanan."

"Kau bisa mencukur bulu kakimu, tapi aku bertaruh tidak akan kau lakukan. Sama seperti aku bisa minum teh dengan tubuh kaku seperti di pemakaman, tapi tidak aku lakukan karena tidak nyaman."

"Oke, kau menang." Chanyeol melonggarkan pegangannya pada tali kekang dan menggeser pundak Bobby agar tidak menghalangi arah pandangnya. "Tapi tetap saja argumenmu tidak mengubah fakta kalau kau bukan tipe Jongin."

"Manusia berubah. Tipenya pun dapat berubah."

"Jongin tidak berubah." perubahan intonasi dalam pengucapan Chanyeol membuat Bobby sedikit tidak nyaman. Seperti berdiri di depan pembunuh bayaran. Ia merasa seakan dihujani oleh tatapan yang tajam di balik punggungnya.

"Berapa dia membayarmu?" lalu pertanyaan itu terlontar. Membuat Bobby dengan susah payah menoleh. Apa pemuda ini bercanda!!!

"Bayar apa?" tanya Bobby tidak habis pikir.

"Aku tau Jongin kekanakan. Perempuan sepertimu mudah dia dapatkan di club malam mana pun. Jadi berhentilah berakting."

Demi poni Troye Sivan yang bergelombang indah!

"Apa sebegitu rendahnya kau menilai aku, Park Chanyeol?"

"Aku tidak peduli siapa kau, Bobby, atau siapalah nama aslimu, aku hanya peduli pada Areum.", "Jika ini triknya untuk menarik perhatian Areum, aku perlu tau!"

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now