4 - 4

947 218 39
                                    


Secrets I have held in my heart
Are harder to hide than I thought
Maybe I just wanna be yours.

Malam natal di kediaman Park Chanyeol tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang sunyi, menjadi lebih ramai tahun ini. Park Aeri merasa begitu bersyukur. Semua ini berkat Bobby, pikirnya. Tanpa wanita itu ia tidak akan memiliki minat sama sekali untuk merayakan malam natal bersama keluarga besarnya.

Aeri menghampiri Bobby sekali lagi malam ini, membisikkan ucapan terimakasih kepadanya. Gadis yang mengenakan gaun malam berwarna merah terang itu membalas bisikannya dengan senyuman, sebelum kembali keluar dan bergabung pada sepupu dan teman-teman Chanyeol yang duduk di sofa ruang tengah.

Kerabat Aeri yang sepantaran usianya berada di sisi lain ruang, mengamati keramaian para anak muda tersebut dengan senyum tipis. Aeri bergabung dengan para paruh baya itu.

Chanyeol yang berada di antara Jongin dan sepupunya, Do Kyungsoo, melirik Bobby dalam diam. Bertanya-tanya darimana saja gadis itu. Bobby membalas lirikannya dengan senyuman sebelum bergabung dan duduk di samping Halla.

Alunan musik natal terdengar samar dari televisi yang menyala. Tak ada yang begitu memperhatikan televisi tersebut. Pohon natal yang besar dan menjulang tinggi menyentuh langit-langit ruang, terpajang di sudut dinding.

"Kalian siap?" ucapan dari Irene, gadis cantik yang merupakan kerabat jauh Chanyeol tersebut menaruh botol kosong di tengah lingkaran mereka.

"Siap apa?" Bobby menyahut.

"Bermain. Spin the bottle." Kyungsoo yang menjawab. Senyum pria itu mengembang cerah ke Bobby, senyumnya pula membuat Chanyeol terganggu.

Apa sepupunya sedang flirting ke Bobby?

"Oh." Bobby mengangguk. "Sounds good."

Permainan simple, sebenarnya. Jika Bobby sedang tidak bersama keluarga besar Chanyeol, ia mungkin akan melayangkan kritik lagi mengenai betapa membosankannya game yang mereka mainkan.

Spin the bottle, permainan dengan aturan dasar siapa yang memutar botol harus mencium orang yang botol tersebut tujukan. Bobby ingat pernah memainkan ini saat masih di SMA.

"Siapa yang ingin mulai duluan?" Irene, si pengusung game tersebut mengatupkan kedua tangan di dada. Sangat excited.

"Aku." Kyungsoo menyambung. Ia melirik Bobby sekali lagi.

Chanyeol mendengus. Menahan murka agar tidak mencekik sepupunya sampai pingsan.

Ketika Kyungsoo memutar botolnya, apa yang ia harapkan tidak terjadi sama sekali. Botol itu menunjuk kearah Halla. Ia terpaksa mencium gadis dengan balutan gaun berwarna orange terang menyiksa mata itu. Chanyeol tertawa puas.

Permainan itu terus berlanjut.

Jongin mengambil gilirannya dan menahan napas ketika botol tersebut berhenti di Naori. Gadis itu mempelototinya. Penuh penolakan. Siap akan mencincang Jongin menjadi kepingan tulang jika pria itu berani mendekatinya.

"Aku-aku tidak ikut bermain." Naori panik.

"Kak Nao?" Bobby menatap Naori sedikit bersalah dan lucu juga. Naori mungkin kelihatan manis dan cerdas, tapi wanita itu bukanlah tipe wanita yang akan menerima ciuman hanya karena sebuah permainan.

"Aku hanya penonton."

Jongin yang merasa risih ditolak, mengangkat kedua tangannya ke depan dada. "Oke, virgin. Just calm down. I won't kiss you either."

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now