1 - 1

1.6K 293 94
                                    


You ask me what I'm thinking about
I tell you that I'm thinking about
Whatever you're thinking about.

-----

Chanyeol terbangun dalam keadaan napas yang sesak. Selimut menumpuk di wajahnya membuat ia kesulitan bernapas. Dengan kantuk yang masih mendera ia menggeser selimut tebal itu dari wajahnya dan bangun.

Cahaya mentari telah menyinari seperempat ruang kamarnya. Memberikan bayangan cahaya biru kelabu dari warna tirai yang menggantung menutupi kaca jendelanya. Chanyeol menuju jendela dan menggeser tirainya ke samping, membiarkan cahaya matahari pagi menyapanya dengan leluasa. Chanyeol meregangkan otot lengan dan punggungnya sebelum kemudian menuju dapur.

Dia masih setengah mengantuk ketika membuka pintu lemari pendingin, mengambil teko berisi air mineral dan membanting pintu itu tanpa minat. Deja vu menampar wajahnya.

Chanyeol kembali menatap pintu lemari pendinginnya. Sedikit demi sedikit kejadian kemarin malam terajut di benaknya, menunjukkan gambaran sempurna yang sangat jelas.

Kemarin. Dia. Mencium. Bobby!

"Keparat." Chanyeol mengusap matanya dan menuju meja makan. Ia menaruh teko air itu di meja dan duduk dalam keheningan.

Rasanya lebih memalukan ketika menyadari realita itu di pagi hari. Ketika akalnya telah mendominasi kepala. Chanyeol rasanya ingin membenturkan kepalanya ke meja berkali-kali. Mungkin amnesia lebih baik!

Apa yang dia lakukan semalam!

Ini gila. Aku sudah gila!

Selamat, Park Chanyeol. Sekarang Bobby akan merasa besar kepala. Bagaimana jika gadis itu memikirkan yang bukan-bukan tentangnya. Bagaimana kalau Bobby mengira ia menyukainya? Apa gadis itu bercerita ke Jongin? Chanyeol bisa mati kalau wanita itu mengadu ke Jongin. Bukan hanya persahabatan mereka yang dapat ternoda, tapi martabatnya di depan Areum.

Apa yang akan Areum pikirkan tentangnya? Seorang Park Chanyeol yang seluruh hidupnya telah tertata rapi, arah dan tujuannya, konsisten dalam pilihannya, mencium Bobby. Orang asing yang berdiri asimetris dari pola hidup Chanyeol.

'Kita akan membicarakan ini nanti.'

Bobby memintanya untuk membicarakan ini nanti. Baguslah. Chanyeol harus menegaskan kembali pada gadis itu bila semalam bukanlah apa-apa. Dia hanya marah dan lepas kendali.

Itu saja.

Semoga Bobby tidak melangkah terlalu jauh dengan imaji-imajinya yang gila dan menarik kesimpulan miring yang akan merugikan diri Chanyeol.

Chanyeol menenangkan dirinya cukup lama sebelum kemudian beranjak menuju kamar mandi. Dia mandi selama setengah jam, dan keluar dalam keadaan yang lebih segar.

Dia cukup terkejut ketika menemukan Areum duduk di bibir ranjangnya. Berpenampilan rapi dan sangat manis. Seperti melihat pohon yang rindang. Gadis itu membawa nuansa yang menenangkan.

"Hai." Chanyeol tersenyum tipis. Manik kelamnya berbinar, menunjukkan riak riang yang cukup kentara. Namun Areum tak menyadarinya.

"Halo, Yeol." Areum berdiri. Dia menatap Chanyeol yang hanya mengenakan handuk melingkari pinggangnya. Tumbuh bersama pria itu sejak kecil entah bagaimana telah membuatnya terbiasa melihat pemandangan ini.

"Apa aku terlalu pagi?" Areum bertanya sambil menyerahkan kemeja putih ke arah Chanyeol.

Chanyeol cukup senang akan perhatian kecil itu. "Tidak. Aku hanya tidak mengira kau akan datang."

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Areum.

"Yah, sangat sehat sekarang. Dan waras." Chanyeol berbalik menatap cermin. Mengancing satu persatu kancing kemejanya.

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now