3 - 2

1.1K 247 48
                                    

Haloo '-'
Ada yg masih menunggu kelanjutan High heels '-'
Saya kembali di sini, guys.
Maaf karna sudah menggantung lama cerita ini. I dissapointed you, I know.
You probably forget all the storyline, and I don't blame you. It's my fault.

Jadi, saya memutuskan kembali melanjutkan High Heels, seperti biasa.
Jika ada yg masih ingat cerita ini, menunggu (mungkin) dan melanjutkan membaca, saya ucapkan terimakasih. 😄😄
Jika ada yang sudah lupa dan kembali membaca ulang, saya mohon maap, dan terimakasih juga. 😊🤗
Jika ada yg sudah lupa dan gak melanjutkan lagi, It's okay, sweetheart. I do understand. 😘

Thank you for the feedback, back then. I love y'all.

And enjoy the ride.

_____

It's so sweet, knowing that you love me
Though we don't need to say it to each other, sweet
Knowing that I love you
And running my fingers through your hair
It's so sweet.

"Kau sudah sarapan?" Jongin melontarkan tanya seiring ia membantu Bobby memasukkan koper gadis itu ke bagasi. Pak Junsu dibelakang mereka mengamati tidak enak hati, tugasnya sudah diambil alih.

"Aku sudah minum kopi." Bobby menyahut. Uap putih keluar bersama hembusan napasnya.

"Kau tau itu bukan sarapan, kan?"

Bobby mengangkat bahu. Selepas menaruh barang-barangnya di bagasi, ia memandang Jongin. Tentunya ia tau ada sesuatu yang mengganggu benak sahabatnya ini, dan bukannya terlalu percaya diri, Bobby tau saja kalau apa yang Jongin pikirkan adalah mengenai hubungannya dan Chanyeol.

"Kau tidak menyukainya?" celetuk Bobby.

Jongin, kendati obrolan itu tiba-tiba, cukup peka untuk memahami apa yang Bobby maksud. Ia mengangguk. "Dia tidak pantas mendapatkanmu, By."

"Kau kedengaran seperti ayahku." Bobby menepuk pundak Jongin. "Calm down, aku akan baik-baik saja."

"Aku hanya tidak habis pikir, kalian?"

"Mengejutkan, ya?" Bobby terkekeh. Ia memandang ujung sepatu boots-nya yang lembab. Warna merah glossy pada sepatunya memantulkan cahaya langit yang redup.

"Apa kau menyukainya?" Jongin memiringkan tubuhnya, menghadap Bobby yang bersandar di kap belakang mobil. Ia mencari sepasang hazel itu demi memastikan sendiri jawaban Bobby.

"Sangat." dan jawab itu membungkamnya.

Jongin mendesahkan napas berat. Ini sudah di luar kendalinya; di luar ekspektasinya pula. Hal seperti ini bukan sesuatu yang dapat ia campur tangani lagi. Jika sesuatu terjadi dan Bobby menjadi lebih hancur lagi, maka Jongin tau ini semua adalah salahnya. Dia sudah menyeret gadis ini, bukan hanya fisik, namun perasaannya ke dalam labirin yang ia belum temui ujungnya.

Sejujurnya Jongin takut.

"Hei." seruan dari depan terdengar, mengusik keheningan di antara Bobby dan Jongin. Itu Chanyeol dan Areum. Keduanya datang beriringan, saling bertaut tangan dan mengenakan topi hangat yang berwarna dan model serupa.

"Kenapa kalian masih di luar?" Areum bergumam sambil merapatkan mantelnya.

"Hanya mengobrol." sahut Jongin enteng. "Ayo masuk." tambahnya lagi sambil merangkul Bobby lebih rapat dan lebih hangat ke dekapannya.

Bobby dan Jongin tiba di mobil duluan, sementara itu Chanyeol dan Areum menyerahkan barang-barang mereka kepada pak Junsu yang mengendarai satu SUV lagi di belakang mereka.

"Kau membawa pak Junsu?" Areum memasuki mobil. Wanita itu duduk di samping Bobby, wajahnya yang pucat dari make-up terlihat kesal. Ia menatap Jongin dari samping, mempelototi pria sangsi.

HIGH HEELS (PCY)Where stories live. Discover now